Jujur aku bukanlah tipe orang yang suka diperhatikan. Alih-alih menebar pesona, aku lebih suka berlindung di balik layar kaca. Begitulah kiranya.
Seperti saat ini. Semenjak keluar dari lift sudah berapa kali aku merasa orang-orang di sekitarku memperhatikan aku. Seperti ada yang salah. Apa ya? Aku membatin. Baju yang aku pakai tidak ada yang bolong atau bernoda. Ritsleting celanaku juga tertutup rapat tidak menganga.
Baca juga: Mencium Tangan Guru Sebagai Bentuk Rasa Hormat.
Lain halnya bila yang memperhatikan aku itu kamu. Dalam kasus ini aku rela menjadi manja bila sudah bersama kamu. Benar kata orang bahwa seseram-seramnya seorang lelaki, bila di hadapan perempuan yang ia cintai, nyalinya berubah menjadi Hello Kitty. Ia menjadi lembut dengan penuh keanggunan.
Seminggu yang lalu kamu memberikan aku hadiah yang tidak pernah aku lupa. Benda berwarna merah muda ini menjadi kado spesial di hari ulang tahunku yang kedua puluh lima. Biarpun kamu bukan yang pertama mengucapkan selamat ulang tahun pada malam pergantian hari ulang tahunku, hadiah darimu itu menyenangkan aku.
Semenjak diberi, kadomu selalu aku pakai. Meski berwarna merah muda, aku tetap suka. Toh aku punya kemeja berwarna serupa. Bahkan ke manapun aku pergi kadomu selalu menemani.
Orang-orang masih memperhatikan aku. Anak kecil cekakak-cekikik. Merasa tak beres kuputuskan untuk ke kamar mandi. Tepatnya mencari kaca. Benar saja bila orang-orang memperhatikan aku! Helm merah muda pemberianmu lupa aku lepas sedari turun dari motor di parkiran! Helm merah muda dengan tanda hati tepat di atasnya.
Ini antara helm kamu yang membuat aku nyaman, atau aku yang pikunnya nggak ketolongan! Sekarang yang menjadi soal, bagaimana caranya mengembalikan helm ini ke parkiran tanpa diperhatikan.
Penulis: Zaim Najibuddin Rahman, Lc. S.Pd