Kamu itu Ibumu sekali
Sorot matamu tajam, setulus Ibu memandangmu
Tutur katamu lantang, setegar Ibu berdoa untukmu
Perangaimu gagah, sewibawa Ibu bertutur tentang mimpi putranya
Badanmu tegak, setinggi Ibu atas kehidupan yang layak
Kamu itu ibumu sekali
Engkau belum menempatkan Ibumu, sebagaimana Ia memapahmu
Padahal engkau ini ibumu sekali, tapi engkau kurang Ibu
Ibu bukan usia, Ibu bukanlah jarak pandang
Ibu bukan waktu, Ibu bukanlah alamat
Balutlah Ibumu dengan Ibu sedalam nafasmu
Kamu itu ibumu sekali
Ia fasih melafalkan cerita kanak-kanakmu
Ia sangat hafal caramu menangis
Bahkan, Ia masih ingat wanita –wanita
yang menemanimu menginjak dewasa
Kamu itu ibumu sekali
Ibukan Ibumu, selayakya Ibu
Ciputat, 2012
Santri Biasa,
Muhammad A Idris