Aku mencintaimu tanpa upaya
tak punya apa-apa
dan tanpa siapa
hanya ada segenggam cinta
itu pun hasil kugadai di makam kenangan kita
Mungkin
aku memang sosok yang penuh kekurangan
tapi perihal kenangan
aku adalah sosok yang berkecukupan
kaya raya dan serba ada
membeli seluruh lukamu pun aku bisa
Jujur
cinta yang kugadai dengan sertifikat darah itu cukup mahal harganya
sebab lukanya diramu oleh
nadi yang pernah mendenyutkan namamu
jemari yang pernah mengenggam sepimu
dan bahu yang pernah menyanggah sedihmu
Lantas
sudikah kaukembali
pada pelukan yang masih menampung segala kenanganmu?
pada bibir yang tetap syahdu menzikirkan namamu?
Ah
bilapun tak sudi kembali
silakan pergi
aku masih memiliki puisi;
pertapaan segala kerinduan berlalu-lalang
singgasana sepi dan air mata berpulang
rumah wajahmu di mana masih betah untuk singgah
dan jalan ke pelukanmu yang paling mudah aku jamah
Camkan, Kekasih!
bahwa puisi akan menjadi liang lahad terakhir
segala kenangan (kita) akan bermukim.
Sumenep, Oktober, 2021
Baca juga: Tohari dan Warkop Cah Cidro
Penulis : Moh. Husain