Dua rembulan dua fitri
Satu perempuan dua laki laki
Ibuku terkadang perempuan
Sesekali lelaki, gagah sigap melindungi
Maafku mengalir sebelum lahir sampai aku pergi
Maafku tak menunggu fitri
Maafku tak terbatas Idhul-Idhul penanggalan
Maafku itu kamu anakku
Anak biologis
Anak historis
Anak amanah
Anak rizqi
Anak beranak, sampai terkabar
kampungmu kelak
Muhammadku
Abdulku
Abdul Muhammadku
Kapan kau sempurnakan jantanmu
Dimana Azizah
Azizah mana yang kau bawa kemari
Berkerudung, setengah kerudung
atau yang jualan kerudung itu
Bawalah kemari
Biar kuajari resep andalan opor ayam Kudusan
Atau aku pilihkan
Azizah untukmu ?
Aku tak bermaksud mengecilkan hati
Melainkan ikhtiar ilahiyah, agar kamu benar-benar lelaki
Aku tak bermaksud mendekte
Tapi tak kuat melihatmu sendiri
ini permintaan fitri
Untuk lelaki yang kucintai
Ini perjumpaan fitri
Untukmu anakku
Mumpung masih sehat akalku
Maka kupilihkan Azizah untukmu
Mumpung masih segar ingatanku
Agar aku tak lupa mendoakanmu
Mumpung masih kuat tubuhku
Biarkan mata ini bersaksi untukmu
Sambangilah Ia
Sampaikan salam Ibumu ini
Datangilah Ia
Pandangi Wajahnya, sebagaimana Aku Memandangimu
Azizahmu, Azizahku
Aku bersaksi sesungguhnya anaku adalah kamu
Aku bersaksi , Ingin menyaksikan Azizahmu
Ya Aziz, Ya Ghofar
Ya Aziz , Ya Ghofar
Mengalir sampai titik pengharapan
(Kalibata, 2013)
Baca juga: Sebabak Penantian
Penulis: Muhammad A Idris
(Santri Biasa)