KOTA BLITAR (10/4/2022) – Pemuda perlu sedini mungkin memahami peran serta dan kontribusi saat bergabung dengan organisasi. Tentu, organisasi yang memiliki visi dan misi yang jelas dan positif untuk memberikan perbaikan di tengah masyarakat. Selain menambah wawasan, dengan bergabung dengan organisasi para pemuda akan dilatih jiwa kepemimpinannya dan juga memahami permasalahan masyarakat.
Pemuda dan Kesempatan Kontribusi
Wejangan untuk pemuda ini disampaikan oleh Ketua DPRD Kota Blitar dr. Syahrul Alim pada Minggu 10 April 2022. Beliau berbicara dalam kegiatan yang bertajuk Webinar Regional: Peran Pemuda Blitar dalam Menghadapi dan Menyelesaikan Tantangan Permasalahan Sosial di Era Society 5.0 yang diselenggarakan Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdatul Ulama (PC IPNU-IPPNU) Kota Blitar.
“Pemuda perlu didorong untuk berorganisasi sebab dengan itu mereka punya kesempatan untuk memberikan kontribusi lebih besar bagi masyarakat. Namun perlu memilih organisasi dengan visi misi yang jelas,” papar dr. Syahrul, tampil berbatik dan berpeci berpin siluet Bung Karno.
Beliau mendorong para pemuda, khususnya generasi muda dari Kota Blitar, untuk mengenal politik sedari dini. Sebab berbagai peran dan jabatan bisa diraih lebih efektif dengan berpolitik. Namun, tokoh no-1 di legislatif Bumi Bung Karno ini mengingatkan bahwa berpolitik yang dimaksud adalah berpolitik yang bermartabat.
“Namun perlu diingat bahwa bukan politik yang buruk tetapi politik dengan martabat,” tegas tokoh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang juga tokoh NU Kota Blitar ini.
Hadir sebagai pembicara kedua dari acara ini adalah anggota Pengurus Cabang Internasional NU di United Kingdom atau Britania Raya, Muhamad Rosyid Jazuli, MPP. Rosyid merupakan kader NU yang sebelumnya aktif di PC IPNU Kota Blitar dan Pengurus Pusat IPNU.
Loyalitas pada bangsa dan daerah
Dalam kesempatan itu, Rosyid menyatakan bahwa kemampuan pemuda untuk mengenali passion dan potensinya menjadi kunci mereka dapat berkontribusi besar bagi masyarakat di masa depan. Modalnya ada dua yakni modal pribadi dan modal tim. Mahasiswa Doktoral di University College London ini mengurai bahwa modal pribadi ini meliputi kerja keras, integritas, loyalitas dan ke-berakar-an.
“Kita pemuda harus loyal terhadap kepentingan bangsa dan kepentingan daerah khususnya Kota Blitar. Sementara itu, kita juga harus berakar, yakni khidmat kita kepada NU,” ujar pemuda yang lahir dan besar di Bumi Bung Karno tersebut.
Terkait modal tim, Rosyid yang tampil berpeci hitam menyampaikan bahwa pemuda perlu mengedepankan kemauan untuk berkolaborasi. Selain itu, mereka harus belajar untuk memimpin dengan membuat keputusan untuk orang lain. Tanpa itu, kita akan terus berjalan sendiri-sendiri dan mimpi untuk berkontribusi memecahkan masalah kompleks di masyarakat tak akan bisa tercapai.
Rosyid menambahkan bahwa pemuda jangan pernah takut dengan kegagalan. Sebab, kegagalan adalah kenyataan yang harus dilalui untuk menuju kesuksesan. Berbagai tokoh, besar namanya bukan karena tiba-tiba, tapi melalui proses Panjang dan banyak kegagalan yang mereka lalui.
Meninggalkan forum lebih dahulu karena kegiatan lainnya, dr. Syahrul menyampaikan bahwa usaha dan kerja keras memang tak akan mengkhianati hasil. Jika tidak ada uang, maka kerja keras dan semangat adalah modal penting untuk meraih kesuksesan atau peran yang lebih besar.
“Mas Rosyid ini kebetulan tetangga saya sendiri. Saya menyaksikan betul bagaimana dulu keluarganya pas-pasan. Namun karena usaha dan semangat, akhirnya beliau bisa malang melintang di luar negeri dan kini mengenyam Pendidikan doktoral di London,” ujarnya.
Baca juga: Peran Sentral Pemuda Mengawal Demokrasi Negeri
Kaderisasi menjadi kunci
Di sesi tanya jawab, sekitar 5-6 pertanyaan diajukan oleh berbagai peserta webinar. Secara umum, mereka menanyakan bagaimana generasi muda, khususnya dari NU bisa memberikan kontribusi lebih di daerahnya. Dalam konteks ini, khususnya di Kota Blitar.
Lulusan Magister Kebijakan Publik dari Victoria University of Wellington ini mengatakan bahwa pemuda perlu menguatkan ciri khasnya. Yakni, ke-NU-an dan cinta pada daerahnya masing-masing. Tanpa identitas itu, kita pemuda tak punya ‘mata uang’ yang menarik.
Baginya, selan itu pemuda perlu menyadari bahwa mereka perlu membangun konsistensi dalam berorganisasi. Tentu pasti ada masalah di sana-sini Ketika berorganisasi. Namun, itulah dinamikanya. Tanpa itu, kita akan selalu sendiri dan kontribusi kita ke masyarakat akan terbatas.
Semua Ada Waktunya
Terakhir, ia menekankan bahwa pemuda perlu memiliki kesabaran ekstra. Peran dan tanggung jawab besar akan datang pada waktunya dan kita perlu memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup untuk mengembannya.
“Setelah lulus dan menjadi alumni IPNU-IPPNU, mungkin kita perlu waktu 5-10 tahun untuk terlihat nyata kontribusi kita. Jadi kesabaran dan konsistensi menjadi kunci untuk kontribusi nyata kita di masyarakat,” tegasnya.
Segenap peserta yang sebagian besar berasal dari Blitar Raya dan Jawa Timur secara umum menyampaikan terima kasih atas terselenggaranya webinar kali ini. Terima kasih disampaikan kepada Ketua PC IPNU Kota Blitar Alfian Nur Khabib dan Ketua Penyelenggara Webinar Ibnul Abror Mustofa.
Di akhir acara, Rosyid memungkasi dengan menyampaikan bahwa kaderisasi menjadi kunci keberlanjutan organisasi. Dengan system kaderisasi yang baik, organisasi kepemudaan termasuk IPNU-IPPNU akan memiliki kader-kader berkualitas. Kerjasama antara yang lebih senior dan junior terus harus diupayakan. Bukan eranya menganggap senior lebih berhak memerintah atau junior lebih patut disuruh-suruh.
“Semua pihak (senior-junior) harus berkolaborasi. Yang senior, termasuk saya pribadi, mau untuk proaktif memberikan nasehat dan berbagi pengalaman karena memang lahir atau ikut organisasi lebih dulu. Sementara yang junior proaktif menjadi masukan dan pengetahuan baru sehingga terbangun hubungan yang aktif. Dengan ini akan masuk kader-kader berkualitas dan juga keberlanjutan organisasi pun terjamin,” pungkasnya. (*)