Malang, sebagai tujuan pariwisata, Kota Malang tentunya mempunyai berbagai macam kuliner. Kuliner di daerah Malang tersebar dari mulai Kabupaten Malang hingga Kota Batu. Selain Ketan Legenda dan Toko Oen, masih banyak kuliner yang (mungkin) belum masuk radar dekteksi kalian nih sob.
Redaksi Mading.id akan mengulas salah satu diantaranya, yaitu “Mak Par, spesial sambal”. Buat kalian yang ngaku mahasiswa gaul atau anak gaul Malang, dijamin kadar gaul kalian belum lengkap, kalau belum pernah cobain masakan Mak Par.



Warung Mak Par ini sudah didirikan sejak 25 tahun yang lalu guys (1990). Tentunya warung Mak Par tidak kalah legend seperti yang lain kan?! Hingga saat ini, sudah ada dua generasi yang meneruskan usaha Mak Par. Nilai jual dari Mak Par ini adalah rasa sambal yang super pedas. Jadi, cocok sekali untuk kalian yang doyan makanan pedas.
Mak Par menawarkan tiga macam rasa sambal. Diantaranya adalah sambal bawang, sambal tomat dan sambal kacang. Kesemuanya memiliki ciri khas rasa sambalnya masing-masing. Kalau menurut redaksi, sepertinya sambal bawang adalah rasa sambal yang paling pedas sob. Tentunya hal ini karena gerusan cabai langsung kita rasakan dibibir.



Selera pedas Warung Mak Par seolah mampu menghipnotis setiap pembeli yang datang. Dari pagi hingga sore hari Warung Mak Par selalu ramai pengunjung. Sebagian dari mereka memesan lalapan dengan sambal bawang. Bagi kamu yang yang tidak terlalu tahan dengan pedas, sepertinya sambal kacang patut untuk dicoba.
Pak Kasan (menantu Mak Par) yang diwawancarai menuturkan setiap harinya warung Mak Par menghabiskan sedikitnya 25 kg cabai. “setiap hari pasti sambalnya habis. Rasanya tetep pedes, walaupun harga cabai naik” tuturnya. Bayangkan aja guys, semahal apapun harga cabai, Mak Par tidak mengurangi kadar kepedasaanya loh.
Selain menghabiskan 25 kg cabai setiap hari, warung Mak Par juga menghabiskan sedikitnya 1,5 Kwintal beras, dan 100 Kg ayam potong. Wooowww. Dari bahan dasar yang sebanyak itu, Mak Par mampu menjual ratusan bungkus nasi setiap hari. “Biasanya paling ramai itu pagi dan sore mas. Karena sambal ini kan pedas, biasanya banyak makan kalau cuacanya agak sedikit adem” ujar Kasan.
Hingga kini, bapak Kasan mengaku Warung Mak Par telah pindah tempat sebanyak empat kali. Namun tentu saja masih didaerah yang sama atau tidak terlalu jauh. “alhamdulillah kalau sekarang tempatnya sudah tetap dan permanen. Kalau sebelumnya kan sewa lahannya orang” imbuhnya.
Sayang sekali saat ingin ditemui, Mak Par selaku pemilik warung sedang keluar mengantar cucunya. Bagi kalian yang memang penikmat lalapan selera pedas, Mak Par patut dimasukan kedalam daftar. Kalian bisa mengunjungi Warung Mak Par di jalan Joyo Taman Sari. Tepatnya sih di Joyo Grand, di depan perumahan Dosen Politeknik. Hmmmm, selamat mencoba ya guys.
Kontributor/Ulul Albab Permata Arsy