Strategi Gerakan Literasi Digital di Sekolah

1305
Ilustrasi: webfoundation.org

Beberapa tahun ke belakang, literasi digital menjadi perbincangan menarik dan serius oleh berbagai kalangan. Bahkan, literasi digital kini telah menjadi gerakan terutama di lingkungan pendidikan dalam rangka merespons sekaligus beradaptasi dengan laju perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi.

Tentu saja untuk menggerakkan literasi digital di lingkungan pendidikan berbeda dengan literasi konvensional, sebagaimana dilakukan lembaga sekolah, misalnya, selama ini hanya melalui fasilitas perpustakaan. Maka, dalam konteks ini, ada serangkaian proses yang tidak sederhana sebagai strategi untuk mengembangkan literasi digital khususnya di lingkungan sekolah.

Sebagaimana dikutip dari buku Materi Pendukung Literasi Digital terbitan Kemendikbud yang disusun oleh Dr. Rullie Nasrullah, dkk. (2017: 14-18), berikut ini lima strategi besar untuk gerakan literasi digital di lingkungan sekolah.

1. Penguatan Kapasitas Fasilitator

Penguatan aktor atau fasilitator literasi di lingkungan sekolah ditekankan pada pelatihan kepala sekolah, pengawas, guru, dan tenaga kependidikan tentang literasi digital. Pelatihan-pelatihan tersebut terkait dengan penggunaan atau pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengembangan sekolah.

2. Peningkatan Jumlah dan Ragam Sumber Belajar Bermutu

Peningkatan jumlah dan ragam sumber belajar bermutu di sekolah menjadi kebutuhan yang harus dilaksanakan oleh sekolah. Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat dalam era digital menuntut pembaharuan dan penambahan pengetahuan baru di lingkungan sekolah. Dalam hal ini, sekolah dituntut dapat meningkatkan jumlah dan ragam sumber belajar bermutu bagi warga sekolahnya, terutama untuk peserta didik.

3. Perluasan Akses Sumber Belajar Bermutu dan Cakupan Peserta Belajar

a. Penyediaan Komputer dan Akses Internet di Sekolah

Penyediaan komputer dan akses internet merupakan salah satu upaya yang penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada era digital ini. Sumber belajar yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan menggunakan akses internet dengan sangat cepat dan efisien. Kebutuhan warga sekolah terutama peserta didik dalam mempelajari ilmu teknologi informasi dan komunikasi harus ditunjang dengan ketersediaan perangkat komputer dan internet di sekolah.

b. Penyediaan Informasi Melalui Media Digital

Penyediaan layar dan papan informasi digital di beberapa titik strategis di lingkungan sekolah dapat membantu warga sekolah dalam memperoleh informasi dan pengetahuan baru. Konten-konten perkembangan ilmu pengetahuan dunia, fakta-fakta sains sederhana, berita-berita terkini, permainan edukatif yang menantang, dan lain sebagainya dapat ditampilkan dan disediakan sebagai penambahan wawasan warga sekolah.

4. Peningkatan Pelibatan Publik

a. Sharing Session dapat dilakukan dengan mengundang pakar untuk berbagi bagaimana mereka mengaplikasikan teknologi digital di dalam profesi dan kehidupan sehari-hari.

b. Pelibatan para pemangku kepentingan meliputi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha dan industri, relawan pendidikan, dan media.

c. Penguatan forum bersama orang tua dan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah sudah diwadahi melalui komite sekolah.

5. Penguatan Tata Kelola

a. Pengembangan sistem administrasi secara elektronik (administrasi-e). Sekolah mengembangkan sistem administrasi secara digital melalui penyediaan aplikasi atau format yang memudahkan sekolah dalam mengadministrasikan segala keperluan sekolah.

b. Pembuatan kebijakan sekolah tentang literasi digital. Pembuatan kebijakan sekolah terkait dengan pemanfaatan teknologi dan media digital dapat mendukung pengembangan sekolah yang lebih baik dan inovatif.

Dengan demikian, menurut Dr. Rullie Nasrullah, dkk., inti dari strategi gerakan literasi digital di sekolah harus dikembangkan sebagai mekanisme pembelajaran terintegrasi dalam kurikulum atau setidaknya terkoneksi dengan sistem belajar mengajar.

Oleh sebab itu, selain siswa perlu ditingkatkan keterampilannya, termasuk perlu juga pengetahuan dan kreativitas guru atau tenaga kependidikan ditingkatkan dalam proses pengajaran literasi digital terutama dengan dukungan fasilitas dari kepala sekolah. (MZN)