Euforia Olimpiade Tokyo 2020 begitu meriah dan tak bisa dilewatkan. Perjuangan para atlet kebanggan Indonesia begitu diapresiasi di setiap cabang olahraganya. Tiga minggu setelah perhelatan ini usai, setiap negara kembali berjuang dalam sebuah ajang bernama Paralympic Games. Paralimpiade juga merupakan sebuah perhelatan olahraga. Namun, yang satu ini dikhususkan untuk para difabel.
Meski tidak sepopuler Olympic Games, Indonesia juga ikut berpartisipasi dan beberapa kali memenangkan medali pada ajang bergengsi ini. Paralympic atau Paralimpiade merupkan ajang multi-olahraga internasional yang diikuti oleh atlet difabel.
Kontingen Paralimpiade Indonesia meraih prestasi membanggakan di ajang Paralimpiade Tokyo 2020. Dengan torehan dua medali emas, tiga perak dan empat perunggu mampu menempatkan Indonesia di urutan ke 43 daftar perolehan medali.
Baca juga: Investasi Saham Di Indonesia Sebagai Global Economic Achievements
Pencapaian di Paralimpiade 2020 merupakan sejarah baru bagi Indonesia selama berpartisipasi di pesta olah raga ini. Selain itu koleksi medali yang diraih atlet Indonesia mampu melampaui target awal yang ditetapkan National Paralympic Committee (NPC) Indonesia.
Sebelum berangkat ke Tokyo, NPC memasang target satu medali emas, dua perak dan dua perunggu. Namun pada kenyataanya penampilan ciamik atlet Indonesia membuat hampir dua kali lipat melampaui target tersebut.
Prestasi yang diraih Indonesia merupakan buah dari persiapan jangka panjang berkelanjutan dalam pelatnas NPC (Organisasi olahraga disabilitas) yang diadakan di Solo, Jawa Tengah. Torehan prestasi Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020 merupakan kejutan bagi olah raga nasional karena mampu meraih total sembilan medali dan menghuni posisi 43 daftar perolehan medali.
Kontingen tim nasional Indonesia berhasil meraih prestasi yang gemilang di ajang Paralimpiade Tokyo 2020. Hal ini terbukti dari perolehan medali dengan total 9 medali diantaranya dua medali emas, tiga perak, dan empat perunggu.
Leani Ratri sang Ratu Parabadminton
Tiga medali diantaranya disumbangkan atlet para bulutangkis, Leani Ratri Oktila. Medali perak diraihnya di cabang badminton nomor tunggal putri nomor SL4, kemudian dua medali emas masing-masing diraihnya dalam nomor ganda putri saat berpasangan dengan Khalimatus Sadiyah dan nomor ganda campuran saat berpasangan dengan Hary Susanto.
Dengan raihan ini, perempuan berusia 30 tahun ini tak hanya menjadi atlet parabadminton terbaik Indonesia, tetapi juga menjadi yang terbaik di dunia dalam kategori tunggal putri SL4.
Di ajang Paralimpiade Tokyo 2020, Leani merupakan pemegang rangking nomor 1 dunia di 3 nomor (WS, WD, XD). Ia merupakan satu-satunya atlet Indonesia dan pertama kali meraih emas dengan dua medali sekaligus, plus 1 perak, maka tak pantas dia disandang gelar “Ratu Parabadminton di Paralimpiade 2020”. Berkat peran besar Leani Ratri, kini Indonesia berada di posisi 43 klasemen torehan medali, naik dari peringkat 76 pada Paralimpiade 2016.
Leani Ratri lahir di Dusun Karya Nyata, Desa Siabu, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar, Riau pada tanggal 6 Mei 1991. Leani mengalami kecelakaan sepeda motor pada tahun 2011 yang merusak kaki kirinya, menyebabkannya kainya menjadi 7cm lebih pendek dari kaki kanannya.
Leani Ratri mengenal bulu tangkis sejak masih berumur tujuh tahun dengan dibimbing langsung oleh orang tuanya. Bakatnya menonjol dan sehingga mampu mencatatkan prestasi sejak usia muda, termasuk mewakili provinsinya dalam ajang nasional.
Awalnya ia berlaga sebagai atlet normal. Namun pada 2011, saat berusia 21 tahun, Ratri mengalami kecelakaan hingga menyebabkan patah kaki dan tangan kirinya. Namun demikian, kondisi tersebut tak menghalanginya untuk terus menekuni bulu tangkis.
Leani Ratri mulai bergabung dengan Komite Paralimpiade Nasional Indonesia (NPC) pada tahun 2013. Bersama timnas paralimpiade, Ratri semakin terpacu untuk berprestasi meski mempunyai keterbatasan.
Selain itu, saat ini ia tengah melanjutkan studi untuk gelar master dalam bahasa Indonesia di Universitas Veteran Bangun Nusantara di Sukoharjo. Sangat membanggakan dan menginspirasi tentunya bagi seluruh masyarakat Indonesia, teruslah terbang tinggi, Srikandi Garuda!
Penulis: M. Hilmy Daffa Fadhilah
(Mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta