Sosok Peraih Kompetensi Guru Teladan di Masa Pandemi

637
Kompetensi Guru

Terik siang dan cerahnya langit tertutupi oleh senyuman pada sesosok pria dengan kemeja putih dan peci hitamnya. Sosok tersebut adalah Faishol Ghoni, peraih nilai terbaik dalam Asesmen Kompetensi Guru (AKG) yang diadakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia pada November 2020.

Senyum Pencapaian

Faishol menyambut saya dengan sangat ramah dan senyum yang sangat bersahabat. ”Mari mas, kita ngobrol sambil ngopi saja ya”, ujarnya. Kebahagiaan ini nampaknya tidak lepas dari kesuksesannya yang meraih peraih nilai tertinggi, bersaing dengan lebih dari 250 ribu peserta pada Asesmen Kompetensi Guru tahun 2020.

Pada siang itu, Selasa 6 Januari 2021, beliau bercerita baru saja menginjakkan kaki di Jakarta pada pagi harI. Setibanya di Stasiun Senen, beliau langsung menuju Kementerian Agama RI untuk agenda penyerahan penghargaan sebagai peserta asesmen kompetensi guru dengan nilai tertinggi. “Kebanggaan tersendiri bagi saya menjadi peserta asesmen kompetensi guru mewakili MTS Pondok Pesantren Al – Amin, Mojokerto Jawa Timur,” ungkap Faishol.

Dengan sosoknya yang sederhana, Faisol Ghoni bercerita bahwa tidak sedikitpun menyangka akan mendapatkan nilai sempurna pada asesmen kompetensi guru. Selain itu, perasaan nervous juga dirasakan saat bertemu dengan Menteri Agama baru, Gus Yaqut Cholil Choumas. “Sempet nervous tadi saya mas, apalagi pas foto bareng pak menteri baru, pengalaman yang mengesankan bagi saya pribadi” katanya sambil menyeruput segelas jahe hangat.

Bagi Faishol Ghoni, pencapaian ini menjadi momen membahagiakan di awal tahun 2021. Asesmen Kompetensi Guru yang diadakan oleh Kementerian Agama RI menurutnya sangat penting untuk ditindaklanjuti dalam proses peningkatan dan pemerataan kualitas Madrasah di Indonesia.

Pandemi Bukan Alasan Berhenti Berkreasi

Sebagai sosok guru yang sederhana, beliau menyebutkan bahwa menjadi bagian dari pondok pesantren dan madrasah merupakan pengabdian. Keberkahan menjadi hal dasar yang beliau cari melalui restu kyai pondok. Selain itu, di masa pandemi, keterampilan dan kreativitas seorang guru diuji bagaimana tetap memastikan proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik.

Guru mata pelajaran Bahasa Inggris ini bercerita, Dirinya biasa menggunakan berbagai macam media sosial untuk tetap bisa berinteraksi dengan para santri dan murid. “Misalnya ya whatsapp group, google meet, atau pun melalui video interaktif. Semenjak pandemi malah lebih banyak interaksi nih mas dengan murid”, tambah Faishol.

Bagi beberapa orang, Pandemi Covid-19 memang menjadi kesulitan tersendiri. Di bidang pendidikan, Pandemi memaksa para guru untuk melakukan pembelajaran jarak jauh dan meminimalisir pertemuan tatap muka.

Peraih AKG Terbaik pada Guru MTS, Faishol Ghoni, meyakini bahwa pandemi Covid-19 harus dipandang sebagai sesuatu yang positif, bagaimana para guru bisa mengupgrade diri untuk beradaptasi dengan media teknologi dan informasi.

Disisi lain, beliau mengapresiasi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI yang telah memfasilitasi madrasah dan para guru untuk bisa melakukan kegiatan belajar mengajar secara online. Salah satunya melalui kuota belajar bagi guru madrasah dan santri.

Kontribusi Tanpa Henti, Restu dari Kyai

Di akhir perbincangan, Guru MTS Al-Amin sekaligus mahasiswa pascasarjana Universitas Gadjah Mada ini berpesan untuk seluruh guru madrasah di Indonesia untuk tetap jaga kesehatan dan terus berkreasi memberikan pendidikan yang baik bagi seluruh murid dan santri. Selain itu, Faishol berharap agar Dirjen Pendidikan Dasar Islam Kemenag RI bisa terus memberikan program-program yang berkualitas dan mendukung seluruh guru madrasah.

Menutup perbincangan, sosok guru teladan ini berkata, ”Saya siap berkontribusi bagi perkembangan pendidikan dasar islam di Indonesia khususnya madrasah jika memang itu dibutuhkan dan direstui oleh kyai pondok”, tutup Faishol.

Penulis: Hamas Nahdhy