Ia bercitra pahit, namun bisa jadi sahabat dikala sendiri. Ia begitu pekat, namun mampu menjadi magnet bagi sebagian orang. Ya, magnet bagi mereka untuk berkumpul, mengajak sahabat dengan ajakan “ngopi yuk”. Ia adalah kopi. Di beberapa kalangan, bahkan kopi telah menjadi tradisi sehari-hari. Sebab, kopi jadi bagian aktivitas diskusi, rapat, mengerjakan tugas serta mengaji.
Kata siapa gak bisa ngaji sambil ngopi? Hal unik lainnya juga ditawarkan ditengah kehausan akan spiritualitas tapi tetap bisa ngopi bersama. Sebuah kedai kopi sederhana bernama ‘Singkopi’ di bilangan Ciputat, Kota Tangerang Selatan menawarkan konsep ini. Penggagasnya adalah Dedy Candra yang ternyata merupakan seorang santri. Setiap kamis malam, kedai ini tutup karena ada rutinitas mengaji yang dilanjutkan dengan acara ngopi bersama.
Dedy, begitu ia biasa disapa, merintis Sing Kopi sejak tahun 2019 lalu. Baginya, urusan duniawi harus tetap dibarengi dengan urusan ukhrowiyah. Sebab, dalam menjalankan urusan duniawi kita tetap perlu mencari berkahnya. “Singkopi dalam seminggu sekali tepatnya hari kamis malam selalu libur karena saya tidak hanya bertangungjawab soal urusan dagang saja, melainkan urusan ngaji yang sudah saya jalani insyaAllah sejak 2016. Saya selalu belajar untuk istiqomah ngaji rutin seminggu sekali dan alhamdulillah karena ada singkopi saya bisa rutinan di tempat usaha kopi ini,” jelasnya.



Sebagai lulusan alumni pondok pesantren, Dedy membangun komunitas mengaji bernama majelis yasin fadhilah (Mayadah) bersama beberapa temannya sejak 2017. Hal itu merupakan bagian dari amanah sang Guru, (alm) KH. Maimoen Zubair untuk konsisten mengamalkan Yasin Fadhilah. Magister Ilmu Komunikasi tersebut meyakini bahwa ada keberkahan ketika ia konsisten melakukan amal baik yang akan ia dapatkan. “Saya tuh Cuma santri, ikut kata guru saya aja” prinsipnya.
Ia memilih usaha kopi atas alasan yang sederhana, suka ngopi. Baginya, melalui secangkir kopi kita bisa tertawa bersama. “kopi sing menyatukan kita semua, saya mikirnya gimana bisa menyambung silaturahmi banyak orang aja” ujar pria kelahiran 1987 tersebut.
Tahun 2018, awal ia menginisiasi usaha kedai kopi bernama warung ide di Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Namun, nasib baik belum berpihak pada pria asal Semarang ini. Saat itu, warung ide tak begitu ramai dikunjungi. Dedy rugi karena sepi peminat meski ia mencoba banyak inovasi menu hingga harga yang bersahabat. Menurutnya, salah satu penyebabnya karena ia kurang memperhitungkan lokasi.
Setelah warung ide tutup, ayah dua anak ini sempat patah semangat. Namun, berkat semangat sang istri, ia berani mencoba Kembali. Dedy kemudian mulai belajar dengan beberapa kawannya yang merintis usaha dan kedai-kedai kopi yang sering ia kunjungi semasa mahasiswa. Ia juga mencoba marketing melalui media sosial dan konsep kedai kopi yang lebih matang.
Awal 2020, Dedy mencoba keberuntungannya kembali dengan membuka kedai kopi Singkopi. Kali ini, ia pilih lokasi yang lebih strategis, dekat kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Strategi media sosial juga dikembangkan oleh lelaki 33 tahun tersebut dengan target mahasiswa UIN mulai dari promo hingga feed yang eye-catching. Singkopi juga membuat slogan “Sing Penting Dagang, Sing Penting Kumpul” dengan harapan bisa menjadi tempat diskusi dan kumpul para mahasiswa.
Konsep kedai di Jalan WR Supratman No. 45B Ciputat tersebut mengusung tema industrialis modern. Ornamen kayu dipadukan warna cokelat – hitam dan dinding putih polos memperkuat konsep ini. Peta Indonesia hitam putih tergambar di dinding sebagai pelengkap kedai kopi. Kedai dibagi dua area, ada area dalam ber-AC bebas asap dan area luar untuk mereka yang merokok.
Dedy juga menyediakan rak buku di pojok kedai yang disana terdapat buku-buku bacaan sebagai alternatif jika pengunjung ingin sekedar ngopi dan me time. Buku-buku yang tersedia mulai dari tema politik, komunikasi, majalah-majalah hingga bacaan ringan.
Singkopi menawarkan aneka varian menu baik minuman maupun makanan. Tersedia singkopi expreso, singkopi Vietnam, singkopi susu dan singkopi hitam. Selain varian kopi, tersedia juga sing es cokelat yang merupakan perpaduan creamy dan cokelat blend serta sing rempah yang merupakan sajian minuman rempah ala singkopi. Adapun makanan, singkopi menyajikan menu sing roti bakar dengan berbagai rasa, singkong goreng pecah renyah dan pisang bakar yang ditaburi oleh keju atau cokelat, tergantung selera kita.



Selama masa Pandemi Covid-19, singkopi hanya melayani pembelian Take Away yang bisa dipesan melalui aplikasi ojek online seperti grab food dan go-food. Tidak hanya itu, singkopi pun memberikan minuman sing rempah secara gratis. Hal ini agar konsumen singkopi tetap terjaga kesehatannya selama masa pandemi mengingat rempah ini sangat berkhasiat menjaga imunitas tubuh. “Ya mau ngga mau kita harus mengikuti himbauan dari pemerintah. Kita juga mencoba untuk partisipasi dengan memberikan sing rempah gratis bagi masyarakat bagi yang pesan di singkopi,” tutup Dedy Candra.
Kontributor Mading/ Adi Budiman Subiyakto