Di era Millenial, istilah personal branding sudah tidak asing ditelinga masyarakat. Bagaimana tidak? Sebagian besar, penilaian seseorang terbentuk melalui persepsi masyarakat pada umumnya. Sehingga seseorang harus membuat citranya sebagaimana standarisasi yang ada di masyarakat.
Membangun Personal Branding
Personal branding merupakan cara dimana seseorang membentuk citra dirinya sendiri sehingga mampu mempengaruhi persepsi publik terhadap penilaian tentang diri seseorang, baik itu melalui prestasi, keahlian, bakat, perilaku dan segala hal yang ada dalam diri seseorang untuk dijual di publik. Dapat disimpulkan, bahwa personal branding merupakan pemasaran diri atau personal marketing.
Membangun nilai personal branding merupakan proses yang dapat dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Artinya, seseorang bisa sekreatif mungkin membangun citra diri dan reputasi seperti apa yang diinginkan. Selain itu, branding diri juga memungkinkan seseorang untuk mengembangkan karier di masyarakat. Memiliki branding yang baik mampu menciptakan rasa nyaman saat bekerja dan juga merupakan kunci untuk menumbuhkan kepercayaan.
Baca juga: Kunci Sukses Bangun Personal Branding
Ada beberapa upaya untuk mengembangkan personal branding diantara yaitu; 1) mengetahui siapa kita, 2) tentukan tujuan kita ingin dikenal, dan 3) menentukan audiensi kita. Ketiga point ini merupakan aspek penting dalam mengembangkan personal branding kita. Pertama, dengan kita mengetahui diri kita sendiri, maka kita akan mengerti apa yang akan kita lakukan, potensi apa yang akan kita kembangkan, bagaimana kecocokan dengan karakter kita, dsb.
Kedua, personal branding lebih dari cerminan siapa kita hari ini; selain memahami keterampilan dan potensi yang kita miliki, juga perlu adanya tujuan untuk apa kita melakukan branding. Tentu itu akan berkaitan dengan industry atau karier apa yang nantinya akan kita geluti.
Ketiga, sebelum kita memulai branding diri, kita perlu menentukan siapa yang ingin kita jangkau. Semisal, jika kita ingin mengapply lamaran di sebuah perusahaan, maka yang perlu kita laukan adalah dengan memperbaharui profil Linkedln kita. Karena, dalam beberapa sumber mengatakan, bahwa 92% persen perekrut memanfaatkan media sosial untuk menemukan kandidat berkualitas tinggi dan dari mereka 87% menggunakan Linkedln.
Self-Improfment & Dampaknya bagi Personal Branding
Self dapat diartikan sebagai suau kepribadian, karakter, sifat, watak, tingkah laku, atau rasa integritas yang dimiliki oleh seseorang. Sedangkan, improfment secara sederhana berarti peningkatan diri. Lengkapnya, Self-Improfment adalah upaya untuk meningkatkan kualitas mapun kuantitas diri kita agar menjadi orang yang lebih baik. Hal tersebut bisa meliputi pengembangan bakat dan potensi, peningkatan kualitas hidup, kesehatan, serta identitas diri.
Adanya peningkatan diri, kita akan lebih mengenal kepribadian, karakteristik, cara berpikir atau perasaan yang kita rasakan ketika dihadapkan dengan hal baik atau buruk, dan juga bisa membantu kita dalam mengenal apa saja potensi dan kemampuan yang kita miliki. Selain itu, secara empiris peningkatan diri berdampak positif pada kesehatan mental seperti, tidak akan meratapi kegagalan karena tau batasan dari kekurangan diri sendiri, tidak lagi membenci diri sendiri, dan belajar untuk mencintai diri sendiri.
Self-Improfment merupakan suatu bentuk cara, upaya, ataupun proses yang jika diterapkan pada diri individu akan timbul goals atau tujuan untuk pribadi yang maju dan berkembang, serta menjadi versi terbaik diri kita. Walhasil, dengan memaksimalkan Self-Improfment kita akan lebih mudah untuk branding diri di lingkungan sosial, akan lebih bijak dalam berpikir dan menemukan problem solving.
Penulis: Naufal Imam Hidayatullah