Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional. Bertujuan untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang gugur saat memperjuangkan Indonesia. Dilansir dalam Portalbangkabelitung.com dari Kemdikbud.go.id, ditetapkannya Hari pahlawan pada tanggal 10 November dengan alasan, kala itu pada 10 November 1945 bendera merah putih biru yang dikenal sebagai bendera Negara Belanda berkibar di atas Hotel Yamato (saat ini dikenal dengan Hotel Majapahit), padahal saat ini posisi Indonesia sudah Merdeka.
Sebelumnya, Soekarno mengeluarkan maklumat pada tanggal 31 Agustus 1945 yang menetapkan bahwa mulai tanggal 1 September 1945 bendera nasional Sang Merah Putih terus dikibarkan di seluruh wilayah Indonesia. Akhirnya, sebagian pemuda berebut naik ke atas Hotel Yamato untuk mencabut bendera Belanda lalu merobek bagian birunya.
Sementara itu, hal lain yang terjadi pada 10 November 1945, bentrokan senjata antara rakyat Indonesia dengan tentara Inggris di Surabaya terus terjadi. Hal tersebut bermula pada 30 Oktober 1945 hingga puncaknya dengan terbunuhnya Brigadir Jendral Mallaby (pemimpin tentara Inggris untuk Jawa Timur).
Baca juga: Di Balik Tema Pahlawanku Inspirasiku
Mayor Jendral Eric Carden Robert Mansergh (sebagai pengganti Jendral Mallaby), mengeluarkan ultimate meminta pihak Indonesia menyerahkan senjata dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI, serta mengancam akan menggempur kota Surabaya dari darat, laut dan udara jika orang Indonesia tidak mentaati perintah Inggris.
Sudah mengikrarkan proklamasi kemerdekaan membuat warga Indonesia tidak akan menyerah kepada tentar Inggris. Sehingga pertempuran demi pertempuran terjadi di seluruh kota Surabaya, sampai menewaskan banyak korban jiwa dari warga sipil maupun tentara Indonesia.
Hampir sekitar 20.000 rakyat Indonesia menjadi korban pertempuran tersebut. Selain itu, diperkirakan 150.000 orang terpaksa meninggalkan kota Surabaya dan tercatat sekitar 1.600 prajurit Inggris tewas, hilang, dan luka-luka serta puluhan alat perang rusak dan hancur.
Atas perjuangan para pahlawan Indonesia dan rakyat Indonesia yang gugur dalam pertempuran Surabaya tersebut, maka setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional melalui KEPPRES No.316 Tahun 1959 pada 16 Desember 1959. Keputusan ini ditetapkan oleh Presiden Soekarno.
Digitalisasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Teknologi telah terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari, sehingga tidak hanya mengubah kehidupan tetapi juga cara kerja manusia itu sendiri. Perkembangan perangkat digital ini tentu memudahkan manusia dalam melakukan segala aktivitas seperti, melakukan komunikasi jarak jauh, memperolehan informasi lebih cepat, menjadi tempat menuangkan gagasan dan kreativitas, menghemat waktu, memudahkan transaksi belanja, bahkan memudahkan dalam pengungkapan tindak kriminal.
Digital sudah menjadi penunjang dan sebagai kebutuhan primer di kehidupan sehari-hari umat manusia. Digital berkembang kesegala bidang baik sosial, teknologi dan Sains, industri dan ekonomi, budaya, pendidikan hingga lingustik dan politik.
Segala hal dapat dengan mudah terjamah dengan pesatnya perkembangan digital. Hampir setiap hari manusia menghabiskan waktunya di depan layar untuk mengakses internet, mulai untuk berkomunikasi, berjejaring sosial, berinvestasi, mencari bantuan dan transportasi, mengakases infrmasi, hiburan, makanan, belanja dan juga belajar. Dengan begitu, digital sudah menjadi gaya hidup di era sekarang ini.
Pahlawan Digital di Era Millenial
Gaya hidup digital membuat banyak masyarakat beralih ke dunia teknologi, dimana seluruh bentuk kegiatan sehari-hari lebih banyak menggunakan digital sebagai media bersoaial. Bahkan, dalam beberapa sumber mengatakan tidak dapat dipungkiri bahwa anak-anak saat ini lebih senang bermain di jejering sosial ketimbang dengan bermain secara langsung.
Generasi muda merupakan sosok yang memiliki semangat juang di masa depan nanti. Sebagai regenerasi yang nantinya akan mengambil peran untuk membangun bangsa Indonesia berkemajuan, tentu perlunya ada wawasan dalam bidang IPTEK.
Hal tersebut terlihat jelas dimana hampir seluruh bentuk kegiatan dilakukan melalui digital seperti, mengadakan ruang dialog berbasis teknologi, penyebaran poster-poster informasi kesehatan, pendidikan, kegiatan, dan bahkan himbauan, dana atau memeriahkan perayaan suatu momentum dengan menyebarkan twibon kegiatan.
Hal tersebut merupakan bentuk perubahan gaya hidup masyarakat dalam berdigital. Namun, walaupun demikian bukan berarti digital hanya berisikan hal positif saja, tapi juga ada hal-hal yang patut diwaspadai dan dijaga, yaitu nilai-nilai kesatuan, keharmonisan, kemanusiaan, dan terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman.
Itu semua dapat diciotakan dengan tetap menjaga dan melawan kejahatan-kejahatan di dunia digital. Dengan begitu esensi pahlawan akan terus ada dimanapun, kapanpun, dan oleh siapapun.
Penulis: Naufal Imam Hidayatullah