Keseharian kita sebagai manusia tentu saja tidak terlepas dari sosialisasi. Sosialisasi tersebut berupa hubungan kerja, hubungan pembeli dan penjual, pertemanan di kampus atau sekolah dan lain sebagainya.
Lebih Baik Diam jika Tidak Bisa Berbicara Kebaikan
Hubungan tersebutlah yang melahirkan pelbagai obrolan yang tidak jarang malah menjurus kepada obrolan yang tidak berguna berupa gosip tentang seseorang yang seharusnya tidak dibicarakan di depan umum.
Artikel terkait Kisah Rasulullah, lihat Sahabat yang Didoakan Rasulullah Selamat dari Neraka.
Dalam hal ini Rasulullah Saw bersabda :
عن أبى هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: من كان يؤمن بالله واليوم الأخر فليقل خيرا أو ليصمت
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra, dari Nabi Muhammad Saw bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka baginya berkata baik atau diam.”
Maksud hadis ini adalah Rasulullah menganjurkan setiap muslim untuk berkata baik dan melarang untuk berkata kotor. Plihannya hanya dua, berkata baik atau diam.
Betul, Hadis ini menjelaskan bahwa sudah seyognya bagi setiap orang untuk berbicara kebaikan dan tidak berbicara jika itu soal keburukan, kecuali pembicaraan tersebut merupakan maslahah atau untuk kepentingan bersama.
Siapakah Muslim yang Paling Utama atau Afdhal?
Imam Syafi’i pula turut menjelaskan soal hadis tersebut bahwa seyogyanya bagi setiap muslim untuk berpikir terlebih dahulu dengan apa yang akan dibicarakan.
Jika pembicarannya memuat maslahah bagi kepentingan bersama, maka sebaiknya berbicara. Jika Ia ragu dengan pembicaraannya, maka lebih baik ia menahan pembicaraan tersebut sampai ia benar-benar yakin dengan pembicaraannya dan memuat maslahah di dalamnya.
عن أبى موسى الأشعري قال: قلت أي المسلمين أفضل؟ قال: من سلم المسلمون من لسانه ويده
Diriwayatkan dari Abu Musa Al Asy’ari, Ia berkata : “saya telah bertanya kepada Nabi, Siapakah muslim yang paling utama atau afdhal?”, Nabi Muhammad menjawab : “Dialah muslim yang selamat dari perkataa dan perbuatannya.”
Hadis tersebut menegaskan bahwa seorang muslim yang paling utama adalah muslim yang telah berbuat benar baik melalui perkataannya maupun perbuatannya. Oleh sebab itu, sudah seharusnya kita selaku muslim untuk berbicara baik kepada siapapun lawan berbicara kita.
Sangat tidak diperbolehkan untuk berbicara kasar, bergosip dan setiap pembicaraan yang dapat meregangkan, bahkan memutus tali persaudaraan antar sesama manusia.
Tulisan ini Pernah dimuat di bincangsyariah.com
Penulis: Ahmad Saerozi