Sengketa Klaim Wilayah Laut Cina Selatan
Konflik yang di sebabkan oleh adanya klaim sepihak Cina atas batas teritori yang terjadi di Laut Cina Selatan seolah tak pernah usai antara Cina dengan negara-negara di Asia Tenggara. Adanya perbedaan presepsi dalam dasar hukum penetapan wilayah menjadi sebuah isu yang kemudian berkembang menjadi isu regional dan pembahasan di dunia internasional. Kondisi pasang surut konflik dan upaya penyelesaian sengketa yang terkesan sendiri-sendiri diantara negara-negara ASEAN menjadi suatu fenomena yang unik dalam isu Laut Cina Selatan. Sehingga dalam perkembangannya isu Laut Cina Selatan menjadi ajang konstestasi yang hangat, tarik menarik kepentingan bukan hanya antara Cina dengan negara anggota ASEAN tetapi Amerika Serikat sebagai salah satu super power dan rival Cina di tataran global ikut andil dalam menyelesaikan sengeketa yang terjadi.
Baca juga: Perjalanan Panjang Goenawan Mohamad
Indonesia sebagai satu-satunya negara anggota ASEAN yang tidak melakukan klaim wilayah atas Laut Cina Selatan, namun Indonesia memiliki kepentingan melihat posisi Indonesia secara geografis memiliki singgung perbatasan antara laut natuna dengan Laut Cina Selatan. Indonesia tentunya perlu dan harus mengambil peranan dalam konlflik yang terjadi. dengan membangun solidaritas Kawasan melalui forum ASEAN.
Peran Indonesia Dalam Penyelesain Konflik Laut Cina Selatan
Melihat pada meluasnya isu Laut Cina Selatan dan Tarik menarik kepeningan antara negara super power, Indonesia perlu mendorong balance of power dengan menggunakan forum ASEAN atas isu tersebut. Balance of power yang dilakukan adalah dengan melakukan diplomasi dengan Amerika Serikat dan Cina agar mematuhi nilai, norma, dan aturan hukum yang di bangun oleh firum ASEAN dalam menyelesaikan konflik. Ini pernting dilakukan mengingat AS memiliki kepentingan strategis di wilayah Asia Pasifik sejak presiden Obama menggeser kebijakan kemanannya pada wilayah asia pasifik.[1] Pergeseran kebijakan ini dilakukan atas antisipasi Amerika Serikat terhadap dominasi Cina di Asia Tenggara. Sedangkan Cina sendiri, disamping sengekta yang terjadi disisi ekonomi membangun Kerjasama ekonomi dengan negara-negara ASEAN, dan mulai melakukan pembahasan negosiasi terkait kode etik atas Laut Cina Selatan.
Indonesia perlu mewaspadai atas strategi politik Cina dalam upaya penyelesaian konflik Laut Cina Selatan, dengan upaya Cina yang lebih mengedepankan Kerjasama ekonomi dengan negara-negara di Asia Tenggara. Penguatan forum ASEAN sebagai sarana membangun solidaritas negara anggota dan melakukan diplomasi penyelesaian konflik yang melibatkan Cina dan Amerika Serikat ala ASEAN, dapat menjadi salah satu upaya dan peranan Indonesia dalam penyelesaian konflik tersebut. Disamping itu isu Laut Cina Selatan bukan hanya menjadi pembahasan negara, dengan pelibatan aktor non negara atau strategi track two diplomacy perlu dilakukan. Melibatkan aktor non negara yang bersifat non politis dalam membangun solidaritas ASEAN dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi dominasi Cina maupun Amerika Serikat di Kawasan asia tenggara.
[1] “William Cohen: Ingin Memastikan ASEAN Stabil,” Majalah Tempo, 22 Januari 2012, diakses pada 11 Januari 2012.
Penulis: Habibi Fahmi