Aku menyukai banyak hal. Aku suka traveller, melukis, main game, membaca, menonton film, menulis, merancang konsep, dan lain sebagainya. Namun, aku sadar kalau aku bukan personal yang setiap harinya senang melakukan aktivitas berat. Maka, traveller bisa kucoret dari daftar tersebut.
Dari semua itu juga, aku sadar kalau aku bukan seorang yang bisa konsisten saat barang yang aku butuh enggak selalu ada di hadapanku. Melukis juga bisa kucoret, karena aku harus membeli cat kalau stoknya sudah habis. Aku juga sadar kalau menulis adalah hal yang kusuka, kukuasai, sekaligus bisa membantu menambah relasi dan uang
Dari situ, aku menemukan kalau menulis adalah jalan ninjaku, karena formatnya yang lebih menantang daripada kesukaanku lainnya. Aku berusaha mengelola kelebihan tersebut dengan berlatih dan membentuk digital personal branding, bahkan membentuk proyek pribadi.
Penafsiran melalui sekelumit cerita diatas merupakan penafsiran yang dekat jika kita ingin atau sedang mencari-cari apa hal terbaik yang ada dalam diri yang bisa kita persembahkan untuk orang lain. Pada dasarnya setiap orang dikaruniai satu keahlian khusus dalam diri nya, bahkan lebih. Perjalanan menemukan keahlian tersebut bisa dibilang sederhana dan mungkin tak pernah disangka-sangka sebelumnya.
Baca juga: Bagaimana Cara Meningkatkan Kepercayaan Bagi Millenial ?
Istilah keren nya adalah Personal Branding. Menurut Ilmuan Psikologi Hubert Rampersad, Personal branding atau bisa diterjemahkan sebagai “merk pribadi” yang merupakan sintesis dari semua harapan, gambaran, dan persepsi yan tercipta di benak orang lain ketika melihat atau mendengar nama seseorang.
Sebetulnya, setiap hari kita membangun suatu brand dari diri kita melalui interaksi sosial. Brand ini diharapkan dapat membawa manfaat (nilai) terhadap semua pihak, dengan memikat dan membangun kepercayaan orang lain terhadap kita.
Personal branding sebetulnya juga merupakan konsep yang berakar dari presentasi diri (self-presentantion). Sama halnya dengan pengertian personal branding yang telah dibahas di atas, presentasi diri juga merupakan mekanisme yang memungkinkan individu untuk menyebarkan informasi dalam rangka memengaruhi persepsi orang lain.
Komponen penting dalam kehidupan ini adalah upaya memperkenalkan diri ke khalayak umum sebagai seorang yang kita mau. Misalnya seperti diatas, kalau kamu senang dan pandai dalam menulis yang harus kamu lakuin adalah menulis sebanyak-banyaknya dan tulisan itu bermanfaat untuk orang banyak.
Memiliki personal branding layaknya sebuah perasaan, suatu hal yang teramat penting. Mudahnya, personal branding itu adalah passion. Kalau sudah tahu apa passionmu, tandanya kamu sudah melewati tahap awal dalam membangun personal branding.
Layaknya perasaan. Kalau kita tidak menyadari apa yang kita rasakan atau bahkan Perasaan yang dimaksud bisa berupa perasaan yang buruk juga, seperti sedih, terpuruk, capek, dan lain sebagainya.
Siapa bilang kalau memiliki perasaan yang buruk itu enggak baik? Justru kalau kamu menahannya, kesehatan mental kamu bakal terganggu.Sama halnya dengan personal branding. Kamu harus lebih banyak main, dalam artian harus lebih banyak eksplorasi. Jangan membatasi diri cuma mencoba satu atau dua bidang, tetapi cobalah banyak bidang. Bahkan, sekalipun kamu sudah tahu apa passion-mu, enggak ada salahnya untuk terus mengeksplor berbagai bidang.
Menerima passion awal membangun personal branding
Kalau kamu sudah sadar apa passion-mu, rangkul lah passion itu. Jangan abaikan hanya karena dirasa enggak keren atau prospek kerjanya tidak bagus. Selama termasuk suatu hal yang baik buat dilakuin, kenapa enggak? Ketika sudah mengetahui apa perasaanmu, dan kamu menerimanya. Selanjutnya, kamu perlu memahaminya, jangan sampai berhenti di tahap menerima tanpa mencoba memahaminya.
Kamu perlu paham apa penyebab kamu merasakan perasaan ini. Mungkin karena melihat kucing tetangga yang dibesarkan dengan kurang baik? Atau mungkin, karena baru saja dibeliin ramen yang enak banget? Nah, sama halnya dengan personal branding.
Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan passion-mu? Kamu juga bisa menganalisis kesempatan dan ancaman yang datangnya dari luar (bukan dari dirimu sendiri). Analisis ini namanya analisis SWOT Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (kesempatan), dan Threat (ancaman).
Melalui analisis SWOT, dari sini mulai lah mencoba mengelolanya menjadi hal yang lebih baik. Analisis ini juga membantu dalam memetakan perasaan ini berguna untuk mengetahui sejauh mana potensi yang kita miliki, termasuk keunikan dan kekhasan kita, serta aspek-aspek lain yang dibutuhkan dalam personal branding. Metode tersebut adalah salah satu cara untuk mengenali diri.
Kenapa hal ini penting? Mengenali diri akan membantu kita menemukan nilai-nilai yang akan kita branding, sehingga keinginan untuk menginformasikan ke publik mengenai siapa kita, tidak semata-mata mengikuti orang lain, sehingga personal branding kita bersifat otentik.
Pemetaan melalui analisis SWOT ini berguna untuk mengetahui sejauh mana potensi yang kita miliki, termasuk keunikan dan kekhasan kita, serta aspek-aspek lain yang dibutuhkan dalam personal branding.
Ketika sudah mengenali Personal branding diri sendiri melalui Passion yang sudah kamu ketahui itu, bisa di kelola lagi hingga menjadi personal branding yang baik. Kamu bisa memulainya dengan melatih passion tersebut menjadi lebih baik. Sambil terus latihan, enggak ada salahnya kamu mulai membentuk digital personal branding-mu lewat media sosial yang kamu punya.