Akhir-akhir ini banyak murid berani membully bahkan mengancam guru, disebabkan kurang terima saat gurunya mencoba mendisiplinkan atau sedang mengingatkan muridnya supaya tak tidur saat pelajaran.
Menyikapi Fenomena Murid Menantang Guru
Sungguh ini perbuatan yang tak beradap, bagaimana ia bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat? kalau muridnya berani menantang duel gurunya.
Menyikapi fenomena ini, Islam mengajarkan etika sopan santun kepada siapapun baik etika kepada Allah sebagai Tuhan semesta alam juga diperintahkan kepada sesama umat manusia terutama kepada orangtua yang telah melahirkan dan merawatnya.
Di zaman yang serba canggih ini, untuk mengakses data, baik yang berkaitan dengan hukum sebuah permasalahan atau problematika kehidupan harus hati-hati, tak asal mendengar ceramah dari youtube, atau membaca sebuah artikel, sudah berani mengeluarkan sebuah fatwa hukum, atau sudah merasa paling menguasai segala-galanya.
Hal ini bertujuan agar terhindar dari pemahaman yang dangkal atau pun pemahaman yang setengah-setengah, maka diperlukan belajar langsung, walaupun secara online dengan seorang guru yang akan mengarahkan ke jalan kebenaran, serta menambah keberkahan ilmunya, semakin berkembang, dan banyak manfaatnya.
Artikel terkait Guru, lihat Tradisi Mencium Tangan Guru.
Menghormati Guru adalah Kunci Keberhasilan
Perintah untuk hormat, juga ditujukan kepada guru yang telah mengajarkan ilmu dan mendidik sehingga dirinya menjadi orang yang terhormat.
Hormat kepada seseorang yang mengajarkan ilmu merupakan kunci keberhasilan dalam menuntut ilmu. Kenapa demikian? alasannya adalah mereka sebagai wasilah atau perantara dalam mentransformasi ilmu kepadanya.Tanpa adanya jasa mereka niscaya manusia akan selalu dalam kebodohan bahkan tersesat arah tujuannya.
Agama islam menekankan kepada umat manusia supaya menghormati gurunya walau status sosial di masyarakat lebih rendah atau lebih muda usianya karena memang mereka pantas dimuliakan.
Hal ini sesuai penjelasan imam Al Ajurry dalam kitab Akhlakul Ulama yang berbunyi:
وَأَمَّا تَوَاضُعُهُ لِلْعُلَمَاءِ فَوَاجِبٌ عَلَيْهِ , إِذْ أَرَاهُ الْعِلْمَ ذَلِكَ
Adapun sikap tawadhu’ atau rendah hati kepada ulama hukumnya wajib, alasanya dikarenakan seorang guru telah mengenalkan ilmu kepadanya.
Pernyataan ini mengisayaratkan bahwa seorang murid harus berbakti dan menghormati kepada guru yang pernah mengajarkan ilmu, petuh, nasehat kehidupan maupun yang lain sebagai kunci kesuksesan dan kemanfaatan ilmu yang ia miliki.
Murid Menghormati Guru yang Bijaksana
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang guru kalau ingin dihargai dan dihormati oleh murid-muridnya maka harus mampu bersikap bijaksana dan patut dijadikan idola bahkan panutan di dunia nyata.
Begitu juga murid harus menghargai gurunya sebagai pendidik, sebagai orang yang berjasa besar terhadap masa depannya.
Penulis: Moh Afif Sholeh, M.Ag.