Pelitlah Dalam Beragama!

183
bersujud
Photo by moslemforall.com

Kata pelit atau Bakhil  sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Sifat pelit merupakan salah satu sifat yang pada umumnya tidak disukai baik oleh sesama manusia maupun Allah SWT. Kata bakhil berasal dari bakhila-yabkholu yang memiliki arti memegang erat.

Selama ini sifat bakhil atau pelit identik dengan hal-hal negatif yang tidak disukai oleh agama. Akan tetapi dalam beberapa hal justru kita diperintahkan untuk pelit atau bakhil, seperti dalam urusan memegang agama.

Baca juga: Mengintip Beasiswa-Beasiswa di Turkiye

Maksud bakhil dalam memegang agama disini adalah tidak mudah untuk menjual akidah dengan apapun meskipun nyawa menjadi taruhannya, menyadari dengan sepenuh hati bahwa agama jauh lebih mulia dibanding dunia dan seisinya.

Dikisahkan Dalam sebuah hikayat tatkala Umar bin Abdul Aziz menjabat sebagai pimpinan negara pernah mengirimkan pasukan untuk melawan imperium Romawi. Dan saat peperangan terjadi beberapa kaum muslim tertangkap dan dijadikan tawanan oleh pasukan romawi. Singkat cerita, Kaisar Romawi mengadili tawanan perang tersebut dengan mengajukan sebuah tawaran “wahai tentara muslim, jika kamu mau meninggalkan agagamu dan menyembah tuhan yang aku sembah, maka kamu akan bebas dan aku janjikan tanah yang luas dan para wanita yang cantik untukmu, namun jika kamu menolaknya maka akan aku bunuh dengan pedang dilehermu?”

Tawanan pertama yang dipanggil dengan tegas menolak tawaran kaisar dan segeralah dia dipenggal hingga terpisah leher dan badannya. Setelah terpisah, dengan izin Allah kepalanya berguling-guling mengitari tempat tersebut sambil membaca ayat Alfajr :

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ , ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً , فَادْخُلِي فِي عِبَادِي , وَادْخُلِي جَنَّتِي

” Wahai jiwa yang tenang dengan zikir dan iman kepada Allah, dan juga tenang dengan apa yang Allah siapakan bagi oran-orang yang beriman, yaitu nikmat surga, Pulanglah kepada tuhanmu dalam keadaan ridha dengan pemuliaan dari Allah kepadamu, dan Allah telah meridhaimu, Masuklah kedalam rombongan hamba-hamba Allah yang shalih, Masuklah kedalam surgaku bersama mereka”

Hal ini membuat Kaisar Romawi makin marah dan mengambil tawanan berikutnya untuk diadili. Sama dengan tawanan yang pertama, tawanan kedua ini juga ditawari hal serupa, masuklah agamaku atau kamu akan aku bunuh.

Namun jawaban tawanan kedua ini sama saja, dia enggan menjual agamanya dengan apapun dan menolak tawaran kaisar. Kaisar pun memrintahakan membunuhnya, setelah di penggal kepala tawanan ini juga mengitari tempat itu dengan membaca ayat Al-Haq:

فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ

“Maka ia telah berada dalam kehidupan yang diridhoi, yaitu surga yang tinggi, yang bebuahnya terjangkau”

Dari kisah diatas bisa kita lihat betapa Allah SWT sangat memuliakan hamba-Nya yang memegang teguh akidah dan imanannya. Semoga momentum Ramadhan yang akan datang sebentar lagi menjadikan iman kita bertambah dan tidak mudah tergoyahkan. Wallahu A’lam bi Showab.

(red/Mading)