Pariwisata dan Corona Virus
Dunia pariwisata saat ini diguncang dengan munculnya Novel Corona Virus yang kemudian menyebabkan penyakit yang disebut COVID19. Pandemi ini telah menyebar hampir ke semua negara di dunia ini.
WHO mencatat terdapat kurang lebih terdapat 4.013 juta kasus COVID19 di 215 negara dunia, dengan angka kematian mencapai 278.993 (WHO:11 mei 2020). Pandemik covid 19 yang begitu masif berdampak signifikan pada sektor pariwisata nasional maupun internasional.
United Nations World Tourism Organization UNWTO memperkirakan akan terjadi penurunan angka kedatangan wisatawan internasional sebesar 58-78% pada tahun 2020 dibandingkan dengan angka kedatangan pada tahun 2019.
UNWTO menyatakan bahwa penurunan kedatangan wisatawan internasional ini berimbas pada hilangnya penerimaan devisa negara yang mengandalkan pendapatan dari kedatangan wisatawan internasional sebesar USD 910 Miliar sampai USD 12 Triliun secara global. Bedasarkan trend kedatangan turis sebelumnya maka diperkirakan 5-7 tahun penurunan pertumbuhan wisatawan akan terjadi pasca pandemi COVID19 ini.
Jika dibandingkan dengan penurunan yang terjadi akibat resesi ekonomi pada tahun 2009 yang berdampak pada penurunan pertumbuhan pariwisata sebesar 4% atau pasca pandemi SARS tahun 2003 yang menurunkan 0.4% pertumbuhan, maka dampak pandemi covid 19 terhadap dunia tersebut lebih signifikan (WHO:2020).
Hilangnya Kontribusi Pariwisata Akibat Pandemi
World Travel and Tourism Council WTTF melaporkan sekitar 50 Juta orang di sektor pariwisata terpaksa dirumahkan atau kehilangan pekerjaan akibat pandemi COVID19. Jika prediksi UNWTO terjadi, maka kontribusi sektor pariwisata indonesia terhadap PDB Indonesia juga mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Hal ini terjadi karena kedatangan wisatawan mancanegara akan menurun secara signifikan dan akan kembali meningkat seiring kepercayaan wisatawan terhadap keamanan terutama kesehatan kembali, khususnya terkait resiko tertular COVID19.
Investasi sektor pariwisata juga makan mengalami penurunan, seiring tren perjalanan dengan tujuan pariwisata menurun. Selain itu, jika pemulihan sektor pariwisata pasca pandemi tidak berhasil dilakukan maka akan semakin meningkatkan angka pengangguran.
Pemulihan Sektor Pariwisata Pasca Pandemi
Pandemi COVID19 berdampak pada kelangsungan seluruh industri. Kementerian Perindustrian menyebutkan 60% industri mengalami dampak berat, sementara 40% lainnya mengalami dampak menengah. Dampak yang beragam juga turut dirasakan oleh industri kreatif dan gaya hidup teutama yang masih mengadalkan permodalan pada UMKM.
Beberapa subsektor diantaranya film, hiburan, kuliner dan lainnya yang merasakan dampak langsung dari pandemi ini. Pada masa awal COVID19 teridentifikasi di Indonesia pada maret 2020, industri rata-rata mengalami shock sebagai imbas dari drastisnya penuruna daya beli masyarakat.
Namun pandemi ini memberikan peluang lain bagi KEMENPAREKRAF. Perubahan model bisnis dari tradisional tourism management menjadi digital tourism management akan menjadi peluang dalam mempertahankan dan memulihkan sektor pariwisata nasional. Selain itu, sektor ekonomi kreatif berbasis digital juga dapat menjadi solusi lain meningkatkan kontribusu pariwisata dan ekonomi kreatif terhadap PDB Indonesia.
Orientasi segmen pasar akan bergeser dari Wisatawan mancanegara menjadi wisatawan lokal Indonesia dan penerbangan internasional akan pulih bersamaan dengan penanganan pandemi covid 19 yang semakin baik.
Untuk itu diperlukan strategi khusus yang terintegrasi dalam mengahadapi dampak pandemi COVID19 terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif nasional, terutama dalam masa tanggap darurat pada tahun 2020 dan recovery pada tahun 2021 sampai selanjutnya sesuai dengan kondisi global.