Membaca Modal Utama Menulis Resensi
Menulis resensi buku ternyata sangat membantu dalam mengetahui seberapa baik pemahaman kita terhadap buku yang dibaca.
Bagi kebanyakan orang, resensi buku juga sangat membantu untuk menentukan buku apa yang akan dibaca.
Jadi sebaiknya kita membiasakan diri untuk selalu menulis resensi dari buku yang sudah dibaca.
Ini juga akan memudahkan kita jika di lain waktu ingin membaca buku lama tapi tidak memiliki cukup waktu untuk membaca keseluruhan buku.
Soal menulis resensi buku inilah yang dibahas di kelas Ber-Zoom-Pa Bahasa Indonesia pekan ini, Kamis (20/08/20).
Sukron Hadi, yang didapuk menjadi narasumber membagikan kiat-kiat membuat resensi buku yang baik berdasarkan pengalamannya membuat resensi buku maupun film yang sering dilakukannya selama ini.
Menurut Sukron, syarat utama untuk menjadi seorang penulis yang baik untuk karya apapun dan dari genre apapun adalah rajin membaca.
Mengasah Kepekaan Melalui Tulisan
Proses awal yang paling efektif untuk bisa menulis yang baik adalah menulis apapun yang mudah ditulis.
Tulislah apapun yang diamati, dialami dan dirasakan. Hal tersebut bisa dengan media blog pribadi, medsos, ataupun buku harian.
Ini akan mengasah kemampuan menulis dan tetap jangan lupakan membaca, karena dengan membaca kita bisa mendapatkan kemampuan merangkai kata yang baik, memilih diksi yang sesuai dan juga memilih gaya penulisan yang enak dibaca.
Jika sudah terlatih untuk menulis, maka dengan menambahkan pemahaman tentang tata bahasa yang benar dan sedikit kemampuan jurnalistik, maka sudah cukup untuk naik level untuk menulis berita atau bahkan tulisan feature dan esai reflektif yang bisa dimuat di media cetak atau media daring.
Resume Mempermudah Proses Resensi
Proses selanjutnya bisa dengan membuat resume tentang apa yang dipahami dari sebuah buku yang dibaca.
Resume ini maksudnya adalah menuliskan kembali apa yang dirasakan dan dipikirkan setelah membaca suatu buku.
Jadi resume di sini maksudnya adalah menangkap gambaran umum dari buku yang dibaca tanpa memberikan review apapun, kemudian dituliskan kembali dengan bahasa si penulis.
Level selanjutnya jika sudah terbiasa menulis resume adalah memberikan evaluasi terhadap buku yang dibaca.
Di tahap ini –jika resume sudah ditambah dengan review—hasil karya tulisan yang dihasilkan sudah bisa dikatakan sebagai resensi buku, dan bisa dikirimkan ke media.
Riset Sukron tentang banyak penulis hebat Indonesia menunjukkan hasil yang sangat menarik; kebanyak penulis tersebut memulai debut tulisannya dengan menulis resensi buku.
Sebabnya, menulis resensi buku itu lebih mudah dibandingkan dengan menulis sebuah opini atau karya tulis lainnya.
Jadi bisa dikatakan bahwa menulis resensi buku itu cocok dilakukan bagi penulis pemula –dalam arti menghasilkan karya tulisan yang mudah dan layak dibaca—dan bisa dijadikan batu loncatan untuk menulis genre lainnya dalam menulis.
Ini bukan berarti karya tulisan resensi buku itu remeh atau tidak berarti, karena bobot tulisan itu tidak dilihat dari bentuk atau jenis tulisan, tetapi dari isi, orisinalitas, analisa, gaya tulisan, nilai kreativitas dan lain sebagainya.
Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari menulis resensi buku bagi penulis pemula:
- Mengasah kemampuan menulis
- Kemampuan membahasakan dalam bentuk tulisan apa yang dipahami dari buku yang dibaca.
- Membahasakan dalam bentuk tulisan hasil analisis dan penilaian dari buku yang dibaca.
- Mendorong penulis untuk membaca buku secara bersungguh-sungguh.
Membaca dengan kesungguhan ini akan memberikan manfaat utama, yaitu:
- Mendapatkan informasi dan pengetahuan baru.
- Menambah perbendaharaan kosa kata/diksi, mengenal gaya-gaya tulisan, serta mengenal dan belajar bagaimana penulis menciptakan kalimat-kalimat efektif dan enak dibaca. Hal-hal tersebut ibaratnya akan menjadi batu bata dan semen dalam membangun tulisan-tulisan penulisnya.
Penulis: Hajime Yudhistira