Mengenal Mimar Sinan, Arsitek Muslim Handal di Era Ottoman

359
https://nationalgeographic.grid.id/read/133740045/mimar-sinan-arsitek-legendaris-ottoman-yang-merestorasi-hagia-sophia?page=all
Monumen Arsitek Mimar Sinan berdiri di barat laut kota Edirne di Turki dengan latar Masjid Selimiye, salah satu mahakarya sang arsitek legendaris.

Turki Utsmani atau Ottoman merupakan kerajaan Islam yang besar dan pernah berkuasa di dunia pada masanya. Puncak kejayaannya terjadi salah satunya di masa kepemerintahan Sultan Suleiman I, yang terkenal dengan julukan “Suleiman the Magnificent” (1520-1566). Di bawah kendalinya, Ottoman tidak hanya agresif dalam hal memperluas wilayah kekuasaannya saja, namun juga memiliki capaian hebat di ranah hukum, seni, literatur dan arsitektur. Tidak hanya benteng kokoh yang dibangun, namun fasilitas publik yang luas manfaatnya juga dibangun dengan indah, kuat, serta memiliki ciri khas tersendiri, mulai dari masjid, madrasah, karavansarai, rumah sakit, jembatan, dan bangunan-bangunan lainnya. Sosok di balik kehebatan itu, ada seorang Mimar Sinan yang tak kan terlupakan jasanya.

Mimar Sinan adalah seorang arsitek jenius Turki Utsmani kenamaan yang karya-karyanya hingga kini masih membuat banyak pemerhati arsitektur berdecak kagum tidak hanya karena keindahan arsitekturnya namun juga karena kekokohan konstruksinya yang menjadi bangunan tahan gempa.

Baca Juga: Sisa-Sisa Idul Fitri di Istanbul

Mimar Sinan adalah putra dari orang tua Kristen Yunani atau Armenia. Ia lahir di kota Ağırnas di wilayah Anatolia Tengah, tidak jauh dari kota Kayseri pada tahun 1489. Pada awalnya dia mengikuti usaha ayahnya sebagai tukang batu dan tukang kayu. Tetapi pada 1512 ia direkrut menjadi korps Janissary dan masuk Islam, serta memulai dinas seumur hidup di rumah kerajaan Ottoman dan mengabdi kepada Sultan Suleyman pada khususnya. Sinan selanjutnya terkenal dengan sebutan “Sinan Agha the Grand Architect” atau “Grand Sinan”.

Selama masa pengabdiannya yang panjang, mulai tahun 1539 hingga 1588, Mimar Sinan dipercaya telah mengerjakan sedikitnya 374 bangunan. Dia membangun lebih dari 90 masjid besar di seluruh kerajaan, 50 masjid kecil, 57 perguruan tinggi, 8 jembatan, dan banyak bangunan publik lainnya di seluruh wilayah Ottoman seperti sekolah, mausoleum, rumah sakit, aqueduct, jembatan, hamam (pemandian umum), karavanserai dan sebagainya. Sinan mengabdikan seluruh hidupnya bagi Kekaisaran Ottoman dan dunia arsitektur.

Saat ia memulai karirnya, ia membangun masjid-masjid kecil di seberang kekaisaran. Dia membangun Masjid Khusruwiyah di Aleppo Syria pada 1547, dan dia merenovasi masjid Imam Abu Hanifah di Baghdad serta masjid Jalal al-Din al-Rumi di Konya, dan juga tak ketinggalan dia merestorasi Hagia Sophia. Semua proyek ini memberi Sinan pengalaman yang baik dalam arsitektur dan teknik.

Hagia Sophia pernah dikonversi menjadi masjid ketika Sultan Muhammad al-Fatih menaklukkan Istanbul pada tahun 1453. Menara dan pilar besar yang dibangun oleh Mimar Sinan membuat situs bersejarah itu menjadi warisan arsitektur dunia yang berdiri kokoh hingga kini.

Sinan mengadaptasi gereja Bizantium sebagai model untuk masjid-masjid yang dibangunnya. Gaya arsitektur Sinan dipengaruhi permata abadi dari arsitektur Istanbul, utamanya adalah bekas gereja Kristen Hagia Sophia (yang saat ini statusnya berubah lagi menjadi masjid). Arsitek di masa Ottoman menggunakan kubah raksasa Hagia Sophia sebagai template untuk mendesain masjid. Maka, masjid Ottoman pun didasarkan pada premis memiliki satu kubah pusat raksasa di atas aula utama yang ditopang oleh banyak semi-kubah di sisinya.

Dari kubah-kubah gereja Bizantium, Sinan mempelopori kubah yang lebih kecil untuk menghiasi kubah utama. Ia juga menggunakan menara tinggi yang ramping di setiap sudut masjid untuk membingkai karyanya. Menara dan kubah-kubah kecil yang mengelilingi kubah utama mampu mencolok pandangan dan memberi kesah gagah.

Dua karya Mimar Sinan yang paling terkenal adalah Masjid Süleymaniye di Istanbul dan Masjid Selimiye di Edirne. Masjid Süleymaniye dibangun pada tahun 1550–1557 dan dianggap oleh banyak sarjana sebagai karya terbaiknya. Masjid ini secara khusus didasarkan pada desain Hagia Sophia dan memiliki kubah pusat besar yang ditembus oleh 32 lubang, sehingga memberi kubah efek cahaya sementara dan juga banyak menerangi interior masjid. Ini adalah salah satu masjid terbesar yang pernah dibangun di Kekaisaran Ottoman.

Namun, Sinan sendiri menganggap Masjid Selimiye di Edirne, yang dibangun pada tahun 1569-1575, sebagai masterpiece-nya. Masjid ini adalah puncak dari rencananya yang berbentuk kubah terpusat, kubah pusat yang besar menjulang di atas delapan dermaga besar, yang di antaranya merupakan arkade tersembunyi yang mengesankan. Kubah dibingkai oleh empat menara paling tinggi di Turki.

Sinan meninggal pada 1588 saat berusia 98, dan dimakamkan di sebuah makam sederhana yang ia rancang untuk dirinya sendiri di bagian belakang kebunnya dekat Masjid Suleymaniye di Istanbul. Selama hidupnya, ia membangun beberapa monumen terbesar yang pernah ada pada masa Kerajaan Ottoman. Dampaknya terhadap dunia Muslim tidak hanya terbatas pada masjid-masjid raksasa yang ia bangun.

Sinan dianggap sebagai arsitek Muslim terbesar sepanjang masa, dan karya-karyanya menjadi simbol Islam terbesar hingga saat ini.

(Zm/Red_Mading)