Milenial adalah generasi yang memiliki karakter yang berani, rasa ingin tahu yang sangat tinggi, dan suka mencoba hal-hal yang baru. Termasuk soal dunia investasi saham yang erat kaitannya dengan cuan alias keuntungan berupa pundi-pundi uang.
Hanya saja, terkadang kalangan milenial kurang menyadari dorongan yang melakukannya untuk berinvestasi apakah dengan logika-logika yang benar ataukah justru hanya berlandaskan emosi-emosi tertentu. Mengapa perlu membahas demikian? Karena, setiap jenis dorongan berdampak pada proses dan hasil yang diperoleh kemudian.
Menurut pengalaman Fitri Husnatarina dalam buku Ketika Milenial Investasi Saham (2021: 5-7), mitigasi risiko dalam investasi pada umumnya dilakukan melalui berbagai macam cara, yang tentunya dengan harapan bahwa risiko dari investasi yang dimiliki dapat dikelola dengan baik, sehingga return yang diterima sesuai dengan yang diharapkan oleh investor.
Dalam aktivitas investasi di Pasar Modal Indonesia banyak contoh investor yang sukses dan menjadi representasi dari investor yang “rasional” atau sering kali disebut dengan investor yang memakai logika.
Fitri Husnatarina menyebut, ada beberapa karakteristik bagaimana logika menjadi poin penting dalam kesuksesan pengambilan keputusan investasi adalah sebagai berikut.
a. Memiliki alasan berinvestasi.
Salah satu hal penting dalam berinvestasi adalah adanya alasan mengapa investor melakukan investasi, misalnya dalam jangka panjang investor memiliki tujuan untuk membeli aset yang besar seperti rumah, mobil, atau berinvestasi untuk biaya pendidikan.
Alasan untuk berinvestasi menjadikan investor menjadi rasional dan berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi. Alasan menjadi penting untuk memastikan bahwa pilihan investasi masih berada di jalur yang sesuai dengan rencana awal. Jika ternyata ada keputusan yang tidak sesuai, akan dilakukan evaluasi lebih lanjut.
b. Memahami risiko berinvestasi.
Risiko adalah bagian yang tak terpisahkan dari investasi. Investor harus memahami frekuensi risiko yang menjadi bagian dari investasi yang dilakukan. Pengelolaan risiko dilakukan mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian, karena hubungan antara risiko dan tingkat keuntungan adalah berbanding lurus, semakin tinggi ekspektasi keuntungan maka tingkat risiko yang harus ditanggung juga semakin tinggi.
c. Memilih investasi yang berkualitas.
Satu hal yang pasti bahwa hanya investasi berkualitas tinggi yang akan menguntungkan dalarn jangka panjang. Hindari membeli saham atau investasi lainnya yang tidak layak atau sering kali disebut sebagai saham “gorengan”. Investor sudah dibantu dengan adanya indeks dari kriteria saham-saham tertentu yang sesuai dengan preferensi keuangan dan informasi yang investor butuhkan.
d. Melakukan portofolio investasi.
Jangan meletakkan semua telur dalam satu keranjang. Kamu harus melakukan diversifikasi portofolio investasi. Portofolio investasi harus didistribusikan berdasarkan intensitas risiko, industri, dan jenis investasi.
Portofolio yang baik akan memastikan bahwa jika salah satu investasi tidak bekerja dengan baik, akan ada investasi Iain yang mungkin memiliki kinerja baik, sehingga ada mekanisme counter-balance dari risiko yang dihadapi oleh investor.
e. Memiliki pengetahuan fundamental dan teknikal.
Bagian penting dari aktivitas berinvestasi secara rasional (menggunakan logika) adalah memiliki kapasitas pengetahuan fundamental dan teknikal yang baik. Memahami laporan keuangan dan juga pergerakan harga saham melalui chart adalah kemampuan yang sangat penting sebagai bagian dari data yang digunakan dalam mengambil keputusan investasi.
Dari perbandingan tataran psikologis dalam pemahaman berinvestasi, terutama bagi kaum milenial, kemudian dapat ditarik kesimpulan bahwa, penting bagi kaum milenial berinvestasi dengan kapasitas yang mampu memitigasi dan memprediksi risiko investasi dengan baik. Dengan demikian, penting sekali membangun logika-logika yang benar agar investasi yang penuh risiko tinggi tersebut menghasilkan sesuai harapan. (MZN)