Materi Toleransi Beragama Disiapkan dalam Kurikulum Sekolah Penggerak

987
Materi Toleransi Beragama Disiapkan dalam Kurikulum Sekolah Penggerak
Photo by CDC on Unsplash

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim dalam acara Peluncuran Aksi Moderasi Beragama, Kementerian Agama (Kemenag) lewat daring, Rabu (22/9) menyatakan bahwa dirinya tengah menyiapkan materi moderasi beragama untuk disisipkan dalam kurikulum Program Sekolah Penggerak yang dirancang bersama Kemenag.

Nadiem menyatakan bahwa konsep tersebut merupakan kurikulum prototipe yang sedang dipersiapkan di dalam sekolah-sekolah penggerak. Di situlah konten-konten moderasi beragama nantinya akan dilakukan riset-riset  yang akan diimplementasikan dengan uji coba di 2.500 sekolah dan selanjutnya akan terus dikembangkan setiap tahunnya.

Lebih lanjut, Nadiem menyatakan bahwa intoleransi beragama merupakan salah satu dari tiga dosa bersar yang banyak ditemukan dalam sistem pendidikan Indonesia selain kekerasan seksual dan perundungan atau bullying.

“Jadi biar diperjelas saja posisinya Kemendikbud ristek dan pemerintah pusat terhadap tiga dosa ini. Ini adalah tiga hal yang akan kami basmi dari sistem pendidikan kita” ujarnya.

Baca juga: Menyoal Madrasah yang Mandiri dan Berprestasi

Kemendikbud Ristek juga akan mengadakan survei karakter dan ada survei lingkungan belajar. Kemudian survei-survei ini nantinya akan dilanjutkan dengan akses nilai-nilai Pancasila yang ada yaitu nilai kebhinekaan, toleransi, keamanan dalam lingkungan sekolah. Kemendikbudristek akan mengukur peta mutu pendidikan di Indonesia tidak hanya berbasis pada kemajuan kognitif.

Konten moderasi beragama sendiri akan dimasukkan kedalam materi-materi yang akan disampaikan oleh kemendikbud ristek dalam program guru penggerak. Langkah ini merupakan sebuah terobosan baru yang nantinya akan mengkomparasikan antara nilai-nilai moderasi beragama dan nilai-nilai kebhinekaan.

Moderasi Beragama Sebagai Langkah Awal Menuju Indonesia Maju

Kementerian Agama (Kemenag) baru saja merilis empat buku pedoman untuk penguatan Moderasi Beragama, Rabu (22/9). Buku-buku yakni buku saku moderasi beragama bagi guru, buku modul pelatihan penguatan wawasan moderasi bagi guru, pedoman mengintegrasikan moderasi pada mata pelajaran agama, dan buku pegangan siswa.

Menteri Agama, Gus Yaqut mengatakan bahwa keempat buku tersebut nantinya akan dijadikan sebagai pedoman yang akan diterapkan di sekolah-sekolah, madrasah-madrasah dan seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia.

Ia juga menambahkan bahwa instansi pendidkan merupakan tempat strategis dalam memperkuat nilai moderasi beragama pada generasi muda Indonesia.

Langkah ini dinilai sangat tepat dikarenakan generasi muda Indonesia saat ini merupakan aktor utama yang nantinya akan mengantarkan eksistensi bangsa Indonesia di masa depan nanti. Mengingat pesatnya perkembangan arus teknologi, informasi dan komunikasi di masa kini harus diimbangi dengan penerapan nilai-nilai kebhinekaan.

Moderasi beragama juga merupakan salah satu aspek yang akan memperkuat kualitas bangsa kita. Bangsa Indonesia harus senantiasa mempertahankan nilai kebhinekaan dengan hidup berdampingan di tengah perbedaan yang ada.

Karena hal tersebut merupakan cita-cita para pendiri bangsa yang dulu rela mengorbankan jiwa dan raga untuk kebahagiaan anak cucu mereka.

Tentunya moderasi beragama juga akan menambah kualitas bangsa kita selain aspek spiritual. Aspek intelektual juga akan semakin berkembang dengan semakin dewasanya bangsa kita dalam menanggapi sebuah isu yang marak berkembang saat ini.

Sehingga kelak nantinya akan lahir generasi-generasi penerus bangsa yang berbudi luhur dan berintelektual tinggi dengan semangat kebhinekaan.

Penulis: Muhammad Ahsan Rasyid