Mading Bukan Sekedar Hiasan Dinding Sekolah

317
Mading Bukan Sekedar Hiasan Dinding Sekolah
photo by pinterest

Hadirnya mading di sekolah sudah tidak asing lagi bagi para siswa. Di sebagian besar sekolah, mulai dari tingkat Sekolah Dasar, SMP bahkan SMA/SMK, sobat mading bisa menemukan Alat kreatif para siswa yang suka menulis.

Namun sering kali majalah dinding Sebagian besar belum terkelola dengan baik. Mulai dari materi, layout yang ditampilkan bahkan waktu penerbitan yang kurang konsisten. Bahkan mading hanya disinggahi tempelan pamflet informasi internal sekolah dan luar sekolah.

Kusutnya mading disebabkan beberapa faktor. Pertama, sampai hari ini mading hanya digunakan sebaga alat pengembangan kreatifitas siswa, dan bukan termasuk kegiatan ekstrakulikuler. Kedua, mading hanya difungsikan sebagai media implementasi pelajaran Bahasa Indonesia.

Baca juga: Yuk, Belajar Menulis di Mading Sekolah

Sobat Mading jangan heran jika konten mading selalu dikaitkan dengan Bahasa, sehingga rubriknya tidak beragam,  dan sangat menjenuhkan. Hanya cerpen dan puisi penghuni mading sekolah.

Faktor ketiga, yakni manajerial tata kelola mading yang masih kurang diperhatikan secara serius, baik guru Pembina maupun pengurus mading. Kurang perhatian dari semua pihak sekolaah ini membuat media kreaatifitas siswa menajdi coretan yang tidak terarah dengan jelas.

Hambatan lain adalah Pengetahuan dan keterampilan mereka dalam jurnalisme terbatas. Mereka hanya pasrah dalam pembinaan Mading kepada guru bahasa Indonesia, terkait keterampilan menulis. Namun sayangnya, tidak semua guru tertarik dengan keterampilan mading dan jurnalistik.

Bakat siswa terhadap dunia jurnalistik juga menjadi salah satu faktor tumbuh kembang mading. Hingga saat ini ilmu jurnalistik jarang peminatnya di ekstrakulikuler sekolah. Sehingga ketika diminta untuk menulis dirubrik mading ala jurnalistik relatif sulit.

Padahal keberadaan Mading cukup strategis untuk menunjang pembelajaran di sekolah, jika dikelola dengan baik. Majalah dinding lebih dari sekedar cara mengembangkan minat siswa untuk mengeksplorasi kreativitas mereka di dunia tulis menulis.

Namun mading dapat mendidik agar lebih kritis, baik sebagai anggota maupun sebagai pembaca. Karena bahan bacaan mading memberikan banyak informasi dalam bentuk berita, kegiatan sekolah dan hiburan bagi pembaca.

Dengan demikian, untuk mengelola majalah dinding dengan baik diperlukan kerja sama semua pihak dan mempunyai kemampuan khusus. Pembina dan pengurus dapat membangun hubungan yang baik dengan guru mata pelajaran lain untuk mengumpulkan bahan materi dari tugas siswa. Jika demikian, maka Mading bukan hanya sarana kreativitas, tetapi juga sumber belajar bagi siswa.

(red/Mading)