Di era serba digital, keterampilan membaca merupakan kebutuhan yang tak terelakkan. Di samping agar kita tetap kritis menghadapi informasi yang melimpah, dengan membaca kita terus mengaktifkan otak agar tetap sehat dan cerdas.
Kabar tak sedapnya adalah, digitalisasi di segala lini, termasuk pembelajaran, berdampak kurang menguntungkan bagi generasi langgas yang belum menjadikan membaca sebagai habit, tapi telah terpapar candu terhadap gadget.
Nah… sahabat, berikut ini adalah beberapa cara agar kamu merasa butuh untuk membaca. Tentu agar otakmu lebih sehat, kritis, dan cerdas. Otak yang sehat memicu tubuh agar tetap kuat.
1. Bacalah novel bertema petualangan
Membaca novel bergenre petualangan mengajak otak berfantasi menjelajahi dunia baru yang indah dan penuh tantangan. Kita seakan turut mengembara bersama sang musafir, si tokoh dalam novel tersebut. Tak terasa, otak kita terpancing jadi suka membaca
2. Bacalah artikel
Bacalah artikel-artikel dengan tema yang kamu sukai di media-media online mainstream. Jika kamu berkecimpung di dunia pendidikan, bacalah artikel pendidikan. Kalau kesukaanmu pada kelestarian lingkungan, bacalah artikel bertema itu. Kenapa media online mainstream, pertama, bahasa yang digunakan renyah, mudah dipahami. Kedua, paling butuh waktu tiga menit. Investasi tiga menit untuk menyehatkan otak masa gak bisa?
3. Tulislah puisi
Di manapun kamu berada, ambillah kesan positif dari apa yang ada di hadapanmu. Jika kau sedang menunggu di halte, mungkin kamu berpikir betapa lalu lalang manusia adalah keajaiban Tuhan menganugrahkan manusia berbagai kepentingan berbeda tanpa harus bertikai atau justru bertikai. Di sana, ada hikmah yang mengendap dan bisa kamu luncurkan dalam kata-kata indah.
Andai kamu sedang merasa sunyi di tengah keramaian, lampiaskan saja dengan merangkai puisi. Pengalaman merengkuh kejernihan dalam hening bisa kamu bagi lewat sajak yang apik.
Apa hubungannya bikin puisi dengan kebiasaan membaca? Sudah rahasia umum, tanpa membaca, mana mungkin kita bisa meluncurkan kata-kata indah. Dengan begitu, kita terpacu kembali membaca.
4. Carilah waktu favorit untuk membaca
Waktu favoritku membaca habis subuh, setalah ashar, lalu jam sembilan malam. Kalian pasti juga punya waktu favorit juga kan?
5. Seruput kopi
Bagi penikmat kopi, membaca ditemani kopi itu asyik banget. Saking asyiknya, saya bisa berlama-lama melahap kata demi kata. Kalau kamu tak suka kopi, pastilah punya pilihan lain yang bikin kamu betah membaca buku.
Dari lima pengalaman saya itu, mana yang cocok denganmu?
Penulis: Muhamad Dopir
Pengurus LP Ma’arif PCNU TangselĀ