Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi di zaman modern seperti sekarang ini menuntuk kita semua untuk meningkatkan kualitas diri kita seperti soft skill, gelar akademik, dan bahkan kemampuan finansial yang kita miliki agar mampu bersaing dengan orang lain. Oleh sebab itu, sangat penting bagi kita untuk melihat segala macam celah agar mampu membangun personal branding di tengah persaingan sengit seperti sekarang ini.
Personal branding sendiri merupakan sebuah citra diri di mata publik, sehingga orang – orang mengenal pribadi Anda. Pencitraannya dapat dilakukan melalui berbagai hal, seperti perilaku lsehari – hari atau melalui unggahan sosial media dan tampil eksis dihadapan publik. Hal ini semata – mata agar publik mampu melihat sosok anda sebagai orang yang mempunyai pengaruh.
Konsistensi bentuk perilaku tersebut menunjukkan adanya sebuah kesimpulan mengenai diri seseorang. Penilaian dari publik tersebut adalah sebuah citra. Penilaian ini bisa diatur, salah satunya menggunakan strategi personal branding. Dengan membangun citra positif, publik akan tau seberapa besar pengaruh anda bagi kemaslahatan bersama.
Baca juga: Instagram: Paket Komplit Personal Branding
Personal branding dapat membantu orang lain untuk menilai sekaligus mengenal diri kita dengan positif, baik dari segi kemampuan maupun keahlian yang kita miliki. Dalam hal ini, semua orang memiliki kesempatan yang sama agar dapat menunjukan personal branding mereka masing-masing. Namun, tak jarang kesempatan itu kurang dimaksimalkan dengan baik.
Maka dari itu, untuk sampai kepada tahap membangun personal branding yang baik, seseorang harus sampai terlebih dahulu kepada tahap mengenali dirinya sendiri seutuhnya. Agar porsi dan target personal branding yang ia inginkan dan lebih utama pada yang ia butuhkan dapat tercapai dengan maksimal.
Mengenali Diri Sendiri Sebagai Kunci Kesuksesan Personal Branding
Masih banyak orang yang menganggap bahwa personal branding sangat mudah untuk dilakukan. Padahal tidak demikian, membangun personal branding dibutuhkan ketelatenan dan ketepatan dalam mengambil sebuah tindakan. Salah satu tindakan utama yang harus dilakukan adalah mengenali dirinya sendiri.
Jangan sekali-kali berpikiran bahwa mengenali diri sendiri itu mudah. Apalagi dengan maraknya arus globalisasi yang terjadi, banyak orang-orang yang menjadikan para influencer sebagai acuan pengembangan karakter kepribadian mereka dan bahkan lebih utama dari pada berusaha untuk mengerti tentang diri mereka sendiri.
Inilah yang alasan mengapa di zaman sekarang orang lebih sering menyalah artikan makna personal branding sebagai ajang untuk memamerkan diri mereka tanpa mengenali adanya suatu kesalahan yang harus diinstrospeksi. Padahal, personal branding merupakan interpetasi dari kemampuan sesorang dalam membaca struktur kepribadiannya sendiri.
Menurut Sigmund Freud, struktur kepribadian digambarkan sebagai fenomena gunung es, dengan es yang nampak di permukaan merupakan pikiran sadar, dan es yang tidak terlihat (yang ukurannya jauh lebih besar) merupakan pikiran bawah sadar. Manusia lebih banyak dipengaruhi oleh ketidaksadarannya.
Oleh sebab itu, Freud membagi struktur kepribadian manusia dalam teori psikoanalisanya menjadi tiga elemen, yaitu id, ego dan superego. Ia memahami bahwa manusia didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri manusia terdapat suatu sinergi psikis/struktur kepribadian atau energi positif yang tersalurkan dalam tiga elemen tersebut.
Memahami Id, Ego dan Superego Sebagai Metode Mengenali Diri Sendiri
Id merupakan suatu elemen yang mendasari personalitas seseorang. Id dapat direpesentasikan sebagai kebutuhan dasar alamiah. Id bekerja dengan menganut prinsip kesenangan. Id mencari kepuasan secara instan terhadap keinginan dan kebutuhan manusia. Apabila kedua ini tidak terpenuhi, seseorang dapat menjadi tegang, cemas, atau marah.
Kemudian ego merupakan Elemen ego adalah perkembangan lebih jauh dari id. Dengan adanya ego, keinginan yang muncul terpenuhi lewat cara yang bisa diterima di dunia nyata. Fungsi ego ini ada pada pola pikir sadar, pra-sadar, dan bawah sadar. Elemen ini sangat penting untuk menghadapi dunia nyata. Mereka tidak akan melakukan apa yang diinginkan dengan seenaknya.
Sedangkan superego merupakan suatu elemen yang memberi gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat yang ditanam oleh adat-istiadat, agama, orangtua, dan lingkungan. Pada dasarnya superego adalah hati nurani, elemen tersebut memberikan pedoman untuk membuat penilaian, baik yang benar atau yang salah. Superego hadir dalam sadar, prasadar dam tidak sadar.
Id, ego, dan superego adalah elemen yang tidak terpisahkan. Ketiganya sangat dinamis dan saling berinteraksi dalam memengaruhi perilaku dan sifat seorang individu. Sangat mungkin ketiga elemen ini menyebabkan ketidakseimbangan. Menurut Freud, ketidakseimbangan akan membuat seseorang sulit beradaptasi terhadap situasi yang dihadapinya.
Oleh sebab itu, dengan memahami ketiga elemen tersebut, seseorang akan mampu memhami dan bahkan mengendalikan dirinya sendiri. Dengan menjadi diri sendiri dan mengerti tentang siapa dirinya dana apa yang harus ia lakukan, seseorang akan mampu membangun personal branding yang sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan dirinya sendiri.
Penulis: Muhammad Ahsan Rasyid