Kesalahan Logika yang Bikin Kamu Jadi Bodoh dan Sesat Pikir (3)

352
Ilustrasi: Shutterstock

Dalam buku berjudul “Kitab Anti Bodoh” terbitan Serambi yang berjudul asli Logically Fallacious: The Ultimate Collection of Over 300 Logical Fallacies), Bo Bennet, Ph.D (2015: 37-39) menjelaskan berbagai contoh kesalahan-kesalahan berpikir seseorang yang mengakibatkan cacat logika dan sesat pikir.

Di antara istilah jenis kesalahan logika adalah argumentum ad hominem atau mengacu kepada motif, konflik kepentingan, mengacu kepada kepentingan pribadi, argumen dari motif, mempertanyakan motif, kepentingan pribadi.

Gambaran:
Menuduh pelontar argumen berat sebelah atau cenderung memiliki sikap tertentu sehingga argumen pasti salah.

Bentuk Logika:
Orang 7 berpendapat Y.
Orang 1 memiliki kepentingan pribadi jika Y dianggap benar.
Oleh karena itu, Y salah.

Contoh 1:
Pramuniaga: “Mobil ini lebih hemat bahan bakar dengan jarak tempuh lebih jauh daripada mobil lain dan salah satu mobil terbaik menurut laporan lembaga konsumen.”
Iwan: “Saya meragukannya. Tentu saja Anda ingin saya membeli mobil ini.”

Penjelasan:
Fakta bahwa seorang pramuniaga memiliki kepentingan pribadi dan ingin Iwan membeli mobil bukan berarti dia berbohong. Dia mungkin saja bohong, tetapi Anda tidak serta-merta dapat menyimpulkannya hanya berdasarkan kepentingannya. Masuk akal untuk mengira bahwa para pramuniaga menjual barang dan jasa karena mereka mempercayainya.

Contoh 2:
Tentu saja seorang penceramah agama mengatakan dia memercayai Tuhan. Jika tidak, dia akan menganggur.

Penjelasan:
Fakta bahwa seorang penceramah agama tidak memercayai Tuhan akan seperti seorang pelacur yang beralasan “cuma ingin menemani” jika dibutuhkan tidak serta-merta berarti si penceramah beriman kepada Tuhan hanya karena butuh pekerjaan.

Pengecualian:
Jika kecenderungan atau konflik kepentingan lebih berkaitan dengan argumen yang biasanya ditandai dengan kekurangan bukti pendukung, argumen itu tidak terlalu tampak sebagai cacat logika, tetapi lebih dianggap sebagai motif yang benar. Contoh:
Perempuan: Apakah kau akan mencintaiku selamanya?
Lelaki: Biarkan aku tidur!
Perempuan: Apakah kau akan mencintaiku selamanya?
Lelaki: Aku tak tahan lagi!
Tuhan, aku tergila-gila
Dan ketika perasaan itu menderaku
Laksana gelombang samudra
Ku bersumpah demi Tuhan di makam ibuku
Aku akan mencintaimu sampai ujung waktu
Sungguh, cintaku padamu sampai ujung waktu

Kiat:
Saat Anda mengetahui bahwa Anda mempunyai maksud di balik pendapat Anda (tentu dengan anggapan Anda tidak bersalah atas cacat logika karena mempertahankan pendapat itu), akuilah dan ungkapkanlah sebelum orang lain melakukannya. (MZN)