Hasil riset dan analisis Data.ai telah menerbitkan informasi terbaru tentang digital 2022 di seluruh dunia. Studi ini berjudul “State of Mobile 2023” yang menunjukkan negara-negara dengan periode penggunaan terlama. Rupanya, Indonesia menguasai kategori tersebut.
Dibandingkan dengan negara lain di dunia, orang Indonesia menduduki urutan pertama dalam kategori pengguna ponsel dengan durasi waktu terlama (screen time). Orang Indonesia menghabiskan 5,7 jam sehari di depan layar ponsel.
Di urutan kedua adalah Brasil dan Arab Saudi dengan waktu layar 5,3 jam. Kemudian datang Singapura dan Korea Selatan, yang menghabiskan waktu hampir sama dengan negara-negara sebelumnya, lebih dari 5 jam sehari di depan ponsel.
Waktu penggunaan internet di Indonesia meningkat drastis sejak pandemi 2020. Tahun ini juga lebih tinggi 5,56% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2021, rata-rata orang Indonesia menggunakan Internet 5,4 jam sehari.
Selain digumakan sebagai alat komunikasi, media sosial menjadi sarana berbisnis, mencari hiburan dan sumber informasi. Misalnya berkomunikasi melalui aplikasi chatting, dan berbisnis menggunakan aplikasi marketplace. Disisi lain menggunakan ponsel selama lebih dari lima jam atau hampir enam jam sehari bisa berbahaya dan menyebabkan kecanduan gadget.
Apa Dampak Kecanduan ?
Dampak kecanduan gadget adalah semakin berkurangnya kemampuan atau kapasitas kognitif kita. Potensi lain risiko kecanduan gadget lainnya adalah meningkatnya gejala kekurangan perhatian, gangguan kecerdasan sosial dan emosional, kecanduan teknologi, menyendiri (isolasi sosial), gangguan perkembangan otak dan jam tidur akan berkurang.
Hal ini juga mempengaruhi Ketika sudah candu berat terhadap gadget akan sulit lepas untuk beraktivitas tanpanya. Ketia tidak memegang gadget pecandu akan merasa depresi, cepat ,marah dan depresi.
Baca juga: Dilema Paylater, Inovasi Transaksi Namun Picu Perilaku Konsumtif
Agar kecanduan tidak semakin akut, perlu adanya disiplin dan pengendalian diri dalam pemakaian. Ponsel atau gadget merupakan produk teknologi yang dirancang untuk meningkatkan dan mempermudah dalam kehidupan kita. Jika teknologi ini membuat hidup kita semakin buruk, lebih baik hindari hal tersebut dan fokus pada hal lain.
Jika sudah memiliki kecanduan yang berat, sebaiknya diperlukan intervensi profesional dari psikolog dan psikiater. Gunakan teknologi sebagai pengembangan diri bukan sebagai pecandu tanpa arti.