Kebahagiaan Hidup yang Sebenarnya Adalah Hidup Sederhana

1299
sederhana
Photo by Micah Tindell on Unsplash

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, sederhana memiliki makna bersahaja, sedang dan tidak banyak seluk beluknya. Yang bisa diartikan bahwa sederhana merupakan sebuah keseimbangan antara pikiran,perkataan dan perbuatan, tidak kurang dan tidak lebih.

Hidup sederhana adalah hidup yang  berangkat dari rasa syukur akan kenikmatan yang Tuhan berikan dan tidak berlebih-lebihan. Misalnya tidak menghambur-hamburkan uang semata-mata untuk berfoya-foya, membiasakan diri untuk berhemat dan tidak berbelit-belit dalam menjalankan sebuah urusan.

Banyak Faktor yang Membuat Hidup Tak Sederhana

Masalahnya di era milenial saat ini, masyarakat kita pada umumnya masih terbelit dalam sebuah persoalan yang tidak sederhana, misalnya dalam segi birokrasi, birokrasi di Indonesia masih terbilang ribet dan terlalu bertele-tele, padahal pemerintah pada saat ini sudah melakukan upaya-upaya agar birokrasi di Indonesia bisa disederhanakan, namun upaya tersebut sulit terealisasikan.

Selain itu, arus globalisasi yang sangat deras ini mengharuskan kita untuk mau menyesuaikan diri dengan keadaan, seperti mengikuti trend yang ada agar tidak dikatakan ketinggalan zaman oleh orang lain. Akan tetapi upaya tersebut justru memberikan tekanan tersendiri bagi setiap individu baik yang disadari ataupun tidak.

Inilah yang menjadi sebuah pertimbangan bahwa masyarakat kita pada umumnya sulit menerapkan kesederhanaan dalam hidup. Karena sifat bertele-tele dan ribet sudah terkonstruk sehingga secara tidak langsung permasalahan tersebut menghalangi bangsa kita untuk mau bersaing dengan bangsa-bangsa lain dari segi kemajuan peradaban.

Sangat disayangkan sekali, padahal seperti yang kita ketahui bahwa bangsa kita adalah bangsa yang memiliki sejarah peradaban tinggi, nenek moyang yang tinggi dan menunjung tinggi asas moralitas. Namun kita yang merupakan penerusnya melupakan sesuatu yang penting yaitu nenek moyang kita mewarisi prinsip kesederhanaan bagi para penerusnya.

Sederhana Adalah Kunci Kesuksesan

Setiap individu pasti ingin menjadi orang sukses. Segala upaya dilakukan untuk mencapai tujuannya tersebut. Namun seringkali mereka berlebih-lebihan dan lupa akan keadaan yang dialami sehingga upaya yang dilakukan justru menjerumuskan ke titik terendah hidupnya. Padahal dalam kitab Idhatun Nasi’in, Syekh Mustafa Al-Ghalayini menjelaskan bahwa:

مَنْ تَشَدَ الفَضِيْلَةَ ، فَلْيَطَلُبُهَا الإِعْتِدَالِ 

Artinya: “Barangsiapa yang mengingkan kemuliaaan, maka carilah dalam sikap sederhana (Moderat)”.

Menjadi sukses adalah sebuah kemuliaan tertinggi dalam kehidupan. Sukses dalam bentuk apapun menyebabkan kita dapat diakui kualitasnya oleh orang lain. Tetapi harus disadari bahwa menjadi sukses tidak serta merta didapatkan begitu saja. Antara pikiran perkataan dan perbuatan harus memiliki interkoneski yang kuat serta mampu menjalankannya dengan baik.

Ketika akal mendapatkan sebuah ide yang cemerlang, hati yang jernih harus mampu menyaring semua hal-hal negatif agar dapat dicerna dan diimplementasikan dalam bentuk perkataan dan perbuatan. Itu artinya setiap individu yang ingin mencapai kesuksesan harus mampu mencipatakan dorongan yang kuat agar motivasi dan kekuatan dapat terbangun dengan baik.

Plato mengatakan bahwa perilaku manusia mengalir dari tiga sumber, yaitu keinginan, emosi dan pengetahuan. Tiga sumber ini harus ditopang oleh suatu prinsip yang dapat menciptakan singkronisasi antara harapan dan tujuan. Dan memilih untuk menerapkan prinsip hidup sederhana dalam segala aspek kehidupan adalah pilihan yang tepat bagi mereka para pemburu kesuksesan.

Baca juga: Mengulas Novel Trauma Karya Boy Candra

Sederhana dalam arti melatih diri untuk hidup prihatin dana apa adanya saja. Hidup prihatin adalah segala sesuatu yang kita jalankan tidak boleh melebihi batas yang sudah ditentukan. Hidup sederhana berarti dapat menyeimbangkan antara kelebihan dan kekurangan, apa adanya dan tidak ingin mempermasalahkan hal yang bukan masalah.

Sering sekali kita mendengar kisah-kisah dan nasehat-nasehat dari para Nabi, Rasul dan ulama-ulama terdahulu tentang bagaimana mereka senantiasa hidup sederhana yang menjadikan mereka sukses dan kisah-kisahnya dapat kita teladani hingga saat ini. sederhananya kalau sukses diartikan sebagai kekayaaan, maka kekayaan itu bukan dinilai dari segi hartanya melaikan jiwanya.

Seperti sabda baginda Rasulullah Saw. dalam sebuah hadits yang termaktub di kitab Riyadhus Shalihin yang berbunyi:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ عَنِ النَّبِيَ صَلَّ الله عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : “ لَيْسَ الغَنِي عَنْ كَثْرةِ العَرْضِ ، وَ لَكِنَّ الغَنِي عَنِ النَّفْسِ “. متفق عليه

Artinya: Dari Abu Hurairah RA., dari Nabi Saw. bersabda: “ Bukannya yang dinamakan kaya itu karena banyaknya harta, tetapi yang dinamakan kaya yang sebenar-benarnya ialah kayanya jiwa”. Mutafaq ‘alaih.

Oleh sebab itu, mulailah dari kita sendiri untuk menyempurnakan kesederhanaan yang telah atau akan kita jalankan. Hasil yang akan kita dapatkan bukan sekedar unsur-unsur yang bersifat materialis semata, melaikan kepuasan batin terlebih kita sekalian mendapatkan keberkahan dari Allah Swt, karena agama Islam telah mengajarkan kita untuk senantiasa hidup sederhana.

Penulis: Muhammad Ahsan Rasyid
(Alumni Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)