Kudus Menjawab Tantangan Pendidikan Vokasi
Pendidikan vokasi atau kejuruan di Indonesia seringkali dianggap pendidikan kelas kedua alias kurang bergengsi jika dibandingkan sekolah menengah umum. Namun di Kudus, anggapan tersebut tak lagi berlaku. Kabupaten yang dikenal sebagai kota kretek tersebut justru menjadikan sekolah vokasi sebagai lembaga pendidikan bergengsi.
Di Kudus, sejumlah sekolah menengah kejuruan (SMK) bahkan memiliki standar kualitas nasional, bahkan internasional. Setidaknya ada tiga SMK berkualitas internasional di Kudus, antara lain; SMK Maritim Wisuda Karya, sekolah kuliner SMK 1 Kudus, sekolah fashion SMK NU Banat, serta sekolah animasi SMK Raden Umar Said (RUS).



Urun Daya Kontribusi Vokasi
Hal ini yang membuat MataAir Foundation tergerak untuk urun daya berkontribusi mengisi ruang ruang pengembangan dan pendayagunaan vokasi.
Bagi kami, link and match saja tidak cukup untuk menghadapi tantangan kedepan, lebih dari itu perlu adanya inkubasi dan pendampingan sehingga bagaimana SDM lulusan SMK harus mempunyai kapasitas menjawab tantangan dunia industri hari ini.
Mengusung tema Santri Talking Fashion; Opportunities and Challenges, MataAir Foundation bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berusaha mengurai berbagai tantangan yang dihadapi dalam dunia vokasi, khususnya dalam hal penyiapan alumni vokasi yang unggul dan mampu berkompetisi di dunia industri.



Iyung Masruroh, Direktur Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran (MICE) Kemenparekraf juga turut urun rembug membagikan tips berbisnis di industri fashion. Diantara uraian motivasi yang ia sampaikan, Iyung berharap alumni vokasi harus
berani berbisnis dengan segala kreativitas yang dimiliki.
Langkah awal bisa dimulai dari pembuatan desain yang payable, membangun pondasi identitas dari brand yang akan dibuat, hingga menentukan target market yang dipilih sebagai bagian dari strategi marketing dalam business process.
Dukungan dari pemerintah daerah dan jajaran stakeholder juga harus terlibat penuh mengisi ruang sinergi dalam pemasaran hasil kreatifitas produksi.
Kolaborasi Adalah Kunci
Hingga sampai pada kesimpulan bahwa kolaborasi menjadi kunci mendukung kompetensi di dunia fashion dengan diberikan sentuhan skill tambahan komunikasi yang efektif.
Karena penerapan komunikasi dan kolaborasi tidak cukup sampai ke fase berikutnya yaitu pernikahan kolaborasi dengan industri untuk menciptakan produk hasil dari riset terapan vokasi terutama di bidang fashion desain.



Kerap kali dilibatkan dalam pemberdayaan santri dan vokasi, dirinya merasa sangat excited untuk total berkontribusi untuk mengubur image santri yang kuno menjadi jihadis fashion yang berani terjun memamerkan karyanya di dunia fashion nasional hingga internasional seperti yang dilakukannya di berbagai belahan dunia.