Menggilanya kasus pandemi Covid-19 di Indonesia membuat masyarakat parno terhadap lingkungan sosial. Ditambah, pada awal-awal coronavirus melanda Indonesia banyak menimbulkan kasus-kasus PHK dipelbagai sektor perkantoran, perindustrian maupun investasi saham di Indonesia.
Hal tersebut tentu membuat catatan hitam dalam dunia pekerjaan. Bagaimana tidak? Di Indonesia sendiri kasus tingginya tingkat pengangguran sudah berserakan, kalau ditambahkan dengan banyaknya korban PHK maka akan semakin suram saja negeri ini.
Pemulihan Perekonomian Indonesia
Pemerintah terus menggenjot sektor perekonomian negara demi terciptanya stabilitas perekonomian Indonesia. Dilansir dalam MediaIndonesia.com pada hari rabu, 10 Maret 2020 dalam acara Webinar ‘Indonesia sehat dan maju: kebangkitan ekonomi pascapendemi’ yang diadkan oleh BUMN, wakil Ketua Komisi VI,
Baca juga: Indonesia Masuk 10 Besar Peringkat Vaksinasi Covid-19 Dunia
Aria Bima, mengatakan “Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus menjadi pendorong bergeraknya dunia usaha di masa pandemi Covid-19 agar mampu menahan peningkatan angka pengangguran. Pasalnya, pemerintah telah menggelontarkan dana hingga Rp75,94 triliun sepanjang 2020 kepada BUMN dalam bentuk penyertaan modal negara (PMN) maupun investasi pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.”
Megenal Istilah Investasi
Investasi merupakan aktivitas penanaman atau menempatkan modal baik berupa uang atau aset berharga lainnya ke dalam suatu benda, lembaga, atau pihak lainnya dengan harapan pemodal (investor) akan mendapatkan keuntungan dari modal yang ditaruh setelah kurun waktu tertentu. Ada banyak macam-macam investasi yang populer untuk investor, diantara seperti; properti, deposito, emas, reksadana, obligasi, dan saham.
Perjalanan Investasi Saham di Indonesia
Sebelum melangkah lebih jauh, perlu kita ketahui bahwa saham merupakan bukti kepemilikan sesuatu berkat adanya modal yang yang ditanam pada suatu perusahaan/lembaga.
Dengan kata lain saham berarti kepemilikan suatu perusahaan/lembaga. Tetapi walaupun begitu bukan berarti secara penuh perusahaan tersebut milik kita, tergantung modal yang kita tanamkan di dalam suatu perusahaan.
Saham adalah suatu investasi terbaik. Hampir sebagian besar nilai mata uang digital meningkat drastis. Pada tahun 2019 lalu masih sangat sedikit investor saham di Indonesia.
Hal tersebut karena menjadi kekhawatiran masyarakat; takut karena berpikir akan dikemanakan uang modal yang ditaruhkan, bagaimana cara kerja saham, dan masih sedikitnya orang-orang yang bergelut di dunia saham menjadikan kurangnya contoh untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat untuk mulai berinvestasi.
Baca juga: Gastronomi Sebagai Branding Wisata Ekonomi Kreatif Indonesia
Sebetulnya, masyarakat Indonesia hanya perlu contoh untuk meniru bagaimana prospek saham mereka. Maka, lambat laun para pemain saham akan meningkat seiring dengan banyaknya orang-orang yang telah mencapai take profit (profit-taking) dalam dunia investasi.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukan bahwa jumlah investor saham yang aktif di bursa hanya mencapai 97,688. Jumlah yang sangat sedikit jika dibandingkan jumlah penduduk di Indonesia. Bahkan menyentuh angka 100 ribu investor saja belum ada di Indonesia.
Menurunnya lahan pekerjaan di masa pandemi Covid-19 dan banyaknya jumlah pengangguran akibat susahnya mencari lahan pekerjaan membuat semakin banyaknya orang-orang beralih ke investasi saham. Bagaimana tidak? Sebelum adanya Coronavirus harga mata uang digital naik drastis membuat pemain saham mendapatkan keuntungan yang besar.
Pada masa pandemi harga saham mengalami Dead Cat Bounce membuat kerugian para pemain saham harus mengalami kerugian. Hal tersebut dimanfaatkan oleh pemain saham baru memutuskan untuk average down atau mulai berinvestasi, karena mereka sudah mengamati prospek saham saat curva saham akan naik kembali.
Dari data IDXChannel.com, pandemi Covid-19 membuat masyarakat banyak yang memilih investasi saham di pasar modal. Hal ini terlihat dari pertumbuhan pasar modal yang meningkat di tengah pandemi.
Kepala kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Kalimantan Barat, Taufan Febiola mengatakan industry pasar modal di tengah pandemi Covid-19 telah tumbuh signifikan. “Trennya sedang berjalan mengarah bahwa pasar modal pelan tapi pasti akan menjadi the mother of financial industry,” ujarnya dalam acara “Bincang Pasar Modal” secara virtual.
Penulis: Naufal Imam Hidayatullah
(Mahasiswa PBA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)