Inilah 3 Pengaruh Komunikasi Secara Psikologis

1446
Foto: CPD Online

Manusia adalah makhluk komunikasi. Dalam berkomunikasi, manusia tidak bisa sendirian. Dengan kata lain, komunikasi membutuhkan suatu proses dan menggunakan informasi untuk terhubung dengan lingkungan dan orang lain.

Setidaknya, ada 3 unsur dalam proses komunikasi. Pertama, pengirim pesan, yaitu manusia yang memulai proses komunikasi, disebut “komunikator”. Kedua, penerima pesan (komunikan), yaitu manusia berakal budi kepada siapa pesan komunikator ditujukan. Ketiga, pesan, yaitu segala sesuatu yang disampaikan komunikator kepada komunikan untuk mewujudkan motif komunikasinya.

Nurani Soyomukti (2012: 64-65) dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi menjelaskan, di antara bagian komunikasi yang perlu diperhatikan adalah efek komunikasi, yaitu situasi yang diakibatkan oleh pesan komunikator dalam diri komunikannya. Ternyata, efek komunikasi dapat berupa efek psikologis yang terdiri dari tiga hal.

1. Pengaruh Kognitif

Pengaruh ini menggambarkan bahwa dengan komunikasi, seseorang menjadi tahu tentang sesuatu. Berarti, komunikasi berfungsi untuk memberikan informasi. Misalnya, ketika ada pembawa acara berita di televisi, tercipta pengetahuan atau wawasan tentang suatu peristiwa yang diberitakan.

2. Pengaruh Afektif

Konsekuensi pengaruh jenis ini yaitu bahwa dengan pesan yang disampaikan, maka akan terjadi perubahan perasaan dan sikap. Misalnya, karena suatu pidato yang bersifat persuasif, tercipta sikap untuk melakukan sesuatu atau sikap setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu.

3. Pengaruh Konatif

Pengaruh ini yaitu berupa tingkah laku dan tindakan. Karena menerima pesan dari komunikator atau penyampai pesan, komunikan bisa bertindak untuk melakukan sesuatu. Misalnya, ketika ada sales yang memasarkan suatu produk di supermarket tertentu dengan diskon besar-besaran, maka orang-orang yang tahu iklan tersebut akan ramai-ramai memborong produknya.

Oleh sebab itu, menurut Nurani Soyomukti, disadari atau tidak, tujuan komunikasi memang untuk menyampaikan pesan agar terjadi perubahan perasaan dan tingkah laku pada komunikan. Komunikasi politik, seperti kampanye, jelas bertujuan agar si komunikan memilih atau memberi dukungan terhadap pihak yang berlaku sebagai komunikator.

Demikian pula dalam studi komunikasi, seperti periklanan, tujuan menyampaikan pesan adalah agar ide, barang, atau jasa yang dijual laku sebanyakbanyaknya. Maka, dipelajarilah hal itu dalam bidang studi periklanan (advertising).

Selain itu, dalam sebuah organisasi, cara menyampaikan pesan agar publik internal maupun eksternal memberikan dukungan yang positif dan terus-menerus kepada organisasi, dipelajari dalam bidang studi humas (public relation).

Dalam jurnalistik juga demikian, bagaimana cara menyampaikan pesan melalui media massa agar dipahami sebagaimana adanya, dipelajari dalam bidang studi jurnalistik (journalistic). (MZN)