Ada poin-poin penting untuk dapat memahami literasi digital, yaitu kecakapan (life skills) yang melibatkan kemampuan menggunakan perangkat teknologi, informasi, dan komunikasi. Selain itu, tentu literasi digital tidak bisa dilepaskan dari kemampuan bersosialisasi, kemampuan dalam pembelajaran, dan memiliki sikap, berpikir kritis, kreatif, serta inspiratif sebagai kompetensi digital.
Praktik literasi digital pada dasarnya bisa dilakukan siapa saja dan di mana saja, misalnya siswa, guru, orang tua siswa, dan masyarakat pada umumnya. Tentu, untuk mengukur keberhasilan praktik literasi digital di suatu lingkungan harus berdasarkan indikator-indikator yang sudah teruji.
Nah, sebagaimana dalam buku Materi Pendukung Literasi Digital terbitan Kemendikbud yang disusun oleh Dr. Rullie Nasrullah, dkk. (2017: 10-12), berikut indikator keberhasilan literasi digital khususnya di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar.
Basis Kelas
- Jumlah pelatihan literasi digital yang diikuti oleh kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan;
- Intensitas penerapan dan pemanfaatan literasi digital dalam kegiatan pembelajaran; dan
- Tingkat pemahaman kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan siswa dalam menggunakan media digital dan internet.
Basis Budaya Sekolah
- Jumlah dan variasi bahan bacaan dan alat peraga berbasis digital;
- Frekuensi peminjaman buku bertema digital;
- Jumlah kegiatan di sekolah yang memanfaatkan teknologi dan informasi;
- Jumlah penyajian informasi sekolah dengan menggunakan media digital atau situs laman;
- Jumlah kebijakan sekolah tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan sekolah; dan
- Tingkat pemanfaatan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi dan komunikasi dalam hal layanan sekolah (misalnya, rapor-e, pengelolaan keuangan, dapodik, pemanfaatan data siswa, profil sekolah, dsb.)
Basis Masyarakat
- Jumlah sarana dan prasarana yang mendukung literasi digital di sekolah; dan
- Tingkat keterlibatan orang tua, komunitas, dan lembaga dalam pengembangan literasi digital.
Indikator Literasi Digital di Keluarga
- Meningkatnya jumlah dan variasi bahan bacaan literasi digital yang dimiliki keluarga;
- Meningkatnya frekuensi membaca bahan bacaan literasi digital dalam keluarga setiap harinya;
- Meningkatnya jumlah bacaan literasi digital yang dibaca oleh anggota keluarga;
- Meningkatnya frekuensi akses anggota keluarga terhadap penggunaan internet secara bijak;
- Meningkatnya intensitas pemanfaatan media digital dalam berbagai kegiatan di keluarga; dan
- Jumlah pelatihan literasi digital yang aplikatif dan berdampak pada keluarga.
Indikator Literasi Digital di Masyarakat
- Meningkatnya jumlah dan variasi bahan bacaan literasi digital yang dimiliki setiap fasilitas publik;
- Meningkatnya frekuensi membaca bahan bacaan literasi digital setiap hari;
- Meningkatnya jumlah bahan bacaan literasi digital yang dibaca oleh masyarakat setiap hari;
- Meningkatnya jumlah partisipasi aktif komunitas, lembaga, atau instansi dalam penyediaan bahan bacaan literasi digital;
- Meningkatnya jumlah fasilitas publik yang mendukung literasi digital;
- Meningkatnya jumlah kegiatan literasi digital yang ada di masyarakat
- Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan literasi digital;
- Meningkatnya jumlah pelatihan literasi digital yang aplikatif dan berdampak pada masyarakat;
- Meningkatnya pemanfaatan media digital dan internet dalam memberikan akses informasi dan layanan publik;
- Meningkatnya pemahaman masyarakat terkait penggunaan internet dan UU ITE;
- Meningkatnya angka ketersediaan akses dan pengguna (melek) internet di suatu daerah; dan
- Meningkatnya jumlah pelatihan literasi digital yang aplikatif dan berdampak pada masyarakat.
Indikator-indikator di atas tentu tidak sebatas itu saja. Masih ada indikator-indikator lain yang sangat bergantung dengan perubahan suatu lingkungan yang didorong adanya perkembangan dunia teknologi dan informasi. (MZN)