Tren Hijrah Saat Ini
Tren saat ini adalah banyak orang yang berubah perilaku dan kebiasaan hidupnya, ia menganggap dirinya sedang melakukan hijrah.
Sikap kesadaran beragama cukup tinggi, namun tak dibarengi dengan ilmu yang cukup sehingga terjadi ketimpangan.
Orang semangat beribadah, berusaha mengubah diri mulai dari cara berpakaian tapi melupakan pentingnya berbuat baik kepada sesama manusia atau hubungan sosial.
Apa betul hijrah yang benar seperti itu?
Dalam keterangan sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari,
ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮﻭ، ﻳﻘﻮﻝ: ﻗﺎﻝ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «اﻟﻤﺴﻠﻢ ﻣﻦ ﺳﻠﻢ اﻟﻤﺴﻠﻤﻮﻥ ﻣﻦ ﻟﺴﺎﻧﻪ ﻭﻳﺪﻩ، ﻭاﻟﻤﻬﺎﺟﺮ ﻣﻦ ﻫﺠﺮ ﻣﺎ ﻧﻬﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ. رواه البخاري
Artinya:”Diriwayatkan dari Abdillah bin Amr berkata: Nabi bersabda:”Orang Muslim yaitu orang yang memberikan keselamatan muslim lainnya dari kejahatan lisan dan tangannya. Orang yang hijrah adalah orang yang menjauhi larangan-Nya. (HR. Bukhari).
Imam al-Munawi dalam Faidhul Qadir menjelaskan bahwa sikap seorang muslim harus menjaga diri agar tak menyakiti orang lain terutama dari dampak negatif lisan yang sering memfitnah, mencaci.
Hijrah Sesuai Amanat Nabi
Menjaga lisan sangat penting dan memiliki pengaruh besar bagi keberlangsungan antara sesama manusia.
Banyak orang dipenjara gara-gara lisannya tak terjaga.
Jadi Hijrah yang hakiki adalah berpisah dari keluarga, tanah air dengan tujuan berjuang dijalan Allah, tapi maksud dari hijrah adalah meninggalkan segala kemaksiatan dan kejahatan yang terlarang.
Dari sini dapat dipahami bahwa orang yang mengaku berhijrah seharusnya menjaga lisan, perbuatan tangan, dan menjaga dari segala hal yang terlarang.
Hal Itu semua tak akan terwujud bila tanpa didasari ilmu yang mampu menuntunnya karena amal tanpa ilmu tak akan bermutu dan bahkan sia-sia yang akan merugikan dirinya sendiri.
Maka dari itu agar hijrah yang hakiki diterima maka harus menjaga dari segala macam kemaksiatan dan dosa serta selalu menjaga lisan dan perbuatan agar tak menyakiti orang lain.
Berapa banyak orang yang mengaku hijrah tapi perilakunya seringkali menyakiti tetangga, dan saudara-saudaranya.
Ibadah kepada Allah memang penting begitu juga menjaga kesalehan sosial juga tak kalah penting.
Penulis: Mohammad Afif Sholeh