Buku Perca-Perca Bahasa: Kumpulan Esai

705
buku
Photo by Tim Wildsmith on Unsplash

Upaya Nyata Menjaga Kewarasan Berbahasa

Saya memperoleh buku ini dari penulisnya beberapa bulan yang lalu. Saya kehilangan buku itu setelah membaca separuhnya. Baru pagi ini saya menemukannya kembali dan menyelesaikan sisanya. Kebetulan sekali, saya menyelesaikannya satu hari setelah Hari Buku Nasional 2021. Harap maklum, saya memang suka terlambat.

“Korban kecelakaan dibawa ke rumah sakit memang untuk diberi perawatan medis, bukan untuk disuruh membersihkan kamar mandi”

(Holy Adib, Wajah Bahasa di Media Kita)

Buku yang baru selesai saya baca ini berisi refleksi penulisnya terhadap cara kita berbahasa Indonesia. Ini tentu bukan hal baru, tetapi sangat jarang orang mau dan sanggup melakukannya. Sebab, selain cukup sulit dilakukan, banyak orang menganggap pekerjaan semacam itu hanya buang-buang waktu.

Baca juga: Kisah Seorang Guru; Nasi Goreng dan Hukum Gossen

Bahkan, banyak ilmuwan bahasa yang ada di perguruan tinggi terpaksa lebih “mencintai” urusan administrasi yang menjengkelkan itu daripada memberikan perhatian dalam urusan semacam ini dan lalu memberikan pencerahan kepada para pengguna bahasa Indonesia. Atas kerja keras itu, penulis layak diberi pujian.

buku
Buku Perca-Perca Bahasa

Buku ini mengkaji banyak hal, ada soal pemakaian kata bahasa Indonesia, pemakaian tanda baca, susunan kalimat, penggunaan dan penyerapan istilah asing, anakronisme bahasa dalam produk kebudayaan kontemporer, dan lain sebagainya. Dalam semua masalah yang dibicarakan itu, di dalam sebagian besar tulisan tersebut, terdapat sejarah penggunaan kata dan ini yang paling menarik dialog tata bahasa dengan ahli bahasa sebelumnya, baik berupa penegasan maupun berupa sanggahan. Sebagai kajian terhadap cara kita berbahasa, di dalamnya sangat informatif.

Selain itu, buku ini ditulis bukan hanya semata-mata penulisnya memiliki semangat memartabatkan bahasa Indonesia yang seringkali membuat penulis melupakan kaidah-kaidah dalam linguistik, melainkan juga karena dia menguasainya, sehingga dapat dipertanggungjawabkan dari sudut pandang linguistik teoretis.

Saya aslinya mau menulis “buku ini sangat presisi secara linguistik”, tapi itu terlalu berlebihan dan nanti saya dituduh mendapat bayaran terlalu tinggi, hahaha.

Demikian puja-puji saya buat penulis buku ini yang kebetulan adalah teman saya. Kalau mau buku Anda dipuji oleh saya, silakan kirimkan karya Anda. Tidak perlu risau urusan honor, karena saya yakin anda nggak akan kuat membayar saya.

Penulis: Dr. Makyun Subuki, M.Hum
(Kepala Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)