Oleh: H. Aminuddin Ende
(Penikmat Kopi dan Family Traveler Agent)
Piknik atau traveling bersama keluarga tentu merupakan keinginan semua orang. Hal ini tidak telepas dari dampak rutinitas harian. Bekerja di kantor, tugas rumah tangga, sekolah, ekstrakulikuler, private dan lain sebagainya tentu memilki segudang manfaat. Tapi, di titik tertentu memiliki efek samping, yakni jenuh.
Aktivitas rutin yang dilakukan setiap harinya bisa menimbulkan ketegangan pikiran atau stres. Kejenuhan akan menghampiri disetiap rutinitas yang kita jalani. Terkadang kita melampiaskan masalah di kantor maupun sekolah menjadi kerumitan dalam rumah. Depresi berjamaah, jika kita tidak kreatif untuk menciptakan hal baru. Istirahat sejenak, buat kesepakatan berlibur. Entah sekedar camping fun atau jika perlu ambil jarak dengan rutinitas dan traveling bersama keluarga dengan rentan waktu cukup lama.
Saya akan menceritakan sedikit dari perjalanan saya dan keluarga ke hampir 31 negara 3 benua, saya tidak akan menceritakan detail teknis perjalanan, seperti bagaimana cara aply visa, mencari tiket dan akokodasi yang murah dan lain sebagainya, silahkan googling sendiri ya. Yang akan saya ceritakan disini lebih kepada sedikit esensi dari perjalanan itu sendiri.
Pertama, saya berangkat bersama dengan istri saya dan 3 anak: Adel usianya 7 tahun, Bianca masih 4 tahun, sementara Clairyne masih 9 bulan. Perjalanan kami mulai dari Jakarta menuju Saudi Arabia (umroh), Kemudian lanjut ke Mesir selama 3 hari, lalu lanjut ke Maroko 3 hari, terus langsung terbang menuju Perancis 4 hari. Sesampinya di Perancis perjalanan kita lanjutkan ke Republik Ceko 3 hari. Kali ini kita naik kereta menuju Whina 2 hari, dilanjutkan ke Budapest 3 hari, dan tujuan akhir Istanbul 3 hari. Kami harus segera ke Jakarta, lantaran Adel harus mengikuti ujian di sekolah.
Liburan berikutnya kami lanjutkan menuju Bangkok-Thailand lanjut terbang menuju Moscow-Rusia selama 7 hari. Liburan berikutnya kami berangkat ke Dubai-Uni Emirat Arab selama 2 hari, kemudian melanjutkan perjalanan menuju London-Inggris selama 3 hari.
selanjutnya kami ke Belanda 3 hari diteruskan ke Frankfurt-Jerman selama 2 hari. Belum puas diri, perjalanan lanjut ke Roma-Italia selama 2 hari. Liburan berikutnya kami berkunjung ke singapura selama 2 hari dan malaysia selama 2 hari juga. Supaya tulisannya tidak panjang untuk nama-nama negara yg kami kunjungi saya cukupkan dulu.
Kami selalu membiasanya bercerita pada anak, jika berada di negara yang ada kaitannya dengan perjalanan hidup orang tuanya. Seperti saat kami di Saudi Arabia, kami mengunjungi pekuburan Ma’la dan ziarah ke makam Siti Khadijah istri Rasulullah. Setelah ziarah, perlahan penjelasan mulai diterima oleh Bianca Khadijah Amin. Anak keduaku ini cukup antusias mendengar cerita demi cerita.
Nak, ini kuburan siti Khadijah istri Rasulullah yang mulia beliau ahlaknya luar biasa kaya raya yang baik hati, setia berjuang all out untuk islam. Karena itu, abi terinspirasi tafaaulan atau berharap serupa walau seberapa engkau dengan beliau. Hal sama saya katakan pada Bianca, saat kami sampai di italia. ” Nak, nama mu ‘Bianca’. Berasal dari bahasa italia, artinya putih atau bersih. Semoga hati mu selalu bersih” Sambil kutunjuk bangunan bersejarah yang mengelilingi kami.
Saat di Madinah pun sama, kami ajak anak-anak ziarah ke Baqi’ saya katakan pada anak pertama adelaide fatimatuzzahra amin. Nak, didalam sana ada kuburan siti Fatimatuzzahra anak Rasulullah yg luar biasa, hal sama saya katakan pada anak pertama saat kami di jerman. Nak, namamu ‘Adelaide’ bahasa jerman yg berarti mulia dan baik hati, semoga hati mulia dan baik seperti Fatimatuzzahra putri Rasulullah.
Begitu juga aku bisikkan pada Clairyne Hafshah Amin. ” Nak, di dalam kuburan baqi’ terdapat kuburan Siti Hafshah istri Rasulullah. Beliau ahli ibadah dan cerdas. Kenapa namamu hafshah, kami ingin engkau tumbuh dewasa memiliki akhlak dan perilaku seperti beliau”, pungkasku, sambil kubatin beribu amin.
Kembali ke masalah budaya traveling. Perlu diketahui traveling atau rihlah ini adalah hal sangat dianjurkan dan bukan tren baru. Banyak ulama, terutama ulama hadist melakukan rihlah atau perjalan ke luar kota walaupun itu ditempuh dengan perjalanan yg sangat jauh hanya untuk mencari satu hadist. lima hal ini lah yang membuat kami bersemangat untuk menabung dan menjadwalkan untuk keliling dunia.
1. Belajar Menyelesaikan Masalah.
Saat liburan bersama keluarga, tentu kita sudah merencanakan semuanya sebelum pergi. Mulai dari baju apa yang akan dikenakan, kapan mengemas perlengkapan berlibur, dimana akan menginap, transportasi apa yang akan digunakan, tempat wisata apa saja yang akan dikunjungi, bahkan kapan waktu untuk belanja untuk oleh-oleh sudah dibuat rencananya.
Sebelum dan saat berlibur, kerjasama antar keluarga akan terbangun sendirinya. Namun, terkadang liburan yang sudah direncanakan bisa jadi mendapatkan kendala di luar ekspektasi. Sebagai orang tua, saat itu lah peran kita untuk menjadi problem solving.
Anggota keluarga lain, terutama anak-anak akan melihat dan mengalami bagaimana orangtuanya menjadi pemecah masalah yang dihadapi. Hal tersebut dapat menginspirasi anak untuk bertanya dan meminta pendapat kita sebagai orangtua saat mereka menghadapi suatu masalah.
Seperti yang saya rasakan saat di belanda. Hotel yang saya pesan dari research teks saya, cukup dekat dengan stasiun, ternyata kenyataannya lumayan jauh, dilapangan itulah anak-anak akan menyaksikan bagaimana orang tua mereka membuat solusi kedaan tersebut.
Ceritanya waktu itu saya memesan hotel Golden Tulip Riverside Amsderdam, berharap dekat Gaasperplas Metro Station.
Begitu kami sampai di stasiun, alamaak sepi banget karna memang sudah jam 11 malam. Ahirnya saya putuskan untuk jalan kaki dari stasiun menuju hotel. Hampir 1 km dari stasiun melewati pohon-pohon pinus yang besar sambil mendorong 2 koper tak kalah besar. Sempat tegang juga sih, tapi saya meyakinkan kepada istri dan anak-anak bahwa insyallah kita aman dan akan sampai di hotel. Ahirnya kami sampai di hotel, mandi, salat dan makan malam sebelum tidur. Kami berharap pengalaman ini menjadi kenangan tersendiri bagi anak-anak.
2. Mendapatkan Pengalaman Baru.
Mengajak anggota keluarga berlibur bersama bisa memberikan pengalaman baru dan bagaimana memandang dunia yang indah ini. Karena berlibur ke suatu tempat membuat kita dapat mengeksplore tempat baru, budaya baru, orang baru. Bersama keluarga, kita bersama keluarga bisa mengagumi indahnya alam yang baru, mencoba makanan baru dari suatu daerah, mendengar bahasa baru, adat istiadat suatu daerah. Dan yang pasti semua yang kita akan mendapatkan pengalaman yang berharga dan suatu yang tidak ternilai.
Anak-anak akan dapat belajar tentang sesuatu yang baru dan dapat merasakan pengalaman secara langsung yang mereka akan ingat selama hidupnya. Liburan merupakan media belajar yang tidak diajarkan dibangku sekolah. Anak-anak dapat belajar banyak hal dan sebagai orangtua, kita yang menemani mereka saat belajar tersebut. Nah, priceless kan. Hal ini akan menambah cara pandang anak-anak tentang caranya bersyukur, berinteraksi dengan alam ataupun sesama manusia, dan menghormati perbedaan.
3. Menjadikan Hubungan Keluaga Semakin Erat.
Berlibur bersama keluarga, sama halnya membentuk sebuah tim. Pembagian tugas dan saling bertanggung jawab. Setidanya itu yang meti dilakukan bersama saat berlibur. Ketika semua anggota keluarga ikut, mereka pasti memiliki keinginan masing-masing saat liburan berlangsung. Entah itu tempat wisata yang ingin dikunjungi, tempat makan yang ingin didatangi, pentas atau suatu acara yang ingin dihadiri, dan lain sebagainya. Maka, dibutuhkan disiplin terhadap kesepakatan yang disepakati.
Selama perjalanan, akan tercipta kondisi saling ngobrol bahkan curhat satu sama lain, kebiasanya diskusi diantara keluarga, nampaknya sangat baik untuk membangun kepercayaan. Tentu bonusnya adalah kegembiraan. Perbedaan cara pandang,pasti terjadi. Namun dapat dapat diselesaikan dengan cara musyawarah dan diantara mereka belajar mengalah jika keputusan sudah diambil. jika ini dibiasakan, kedepan akan timbuk empati, saling kerjasama serta mencintai keluarga adalah wajib.
4. Menciptakan Kenangan-kenangan Indah.
Keluarga memang tempat yang nyaman di saat kepusingan datang dari lingkungan luar. Keluarga merupakan penyejuk dan penghibur hati kita pastinya. Apalagi saat liburan bersama keluarga. kesempatan untuk menciptakan hal baru, serta menambah deretan kenangan yang tak akan terlupakan.
5. Belajar Prilaku.
Banyak pelajaran yang didapat saat traveling bersama keluarga. Terutama ke negara-negara maju, anak-anak akan disuguhkan kehiduapan yang berbeda budaya dengan kita. disitu menjadi media pembelajaran. Disitu kesempatan orang tua memberikan pelajaran dengan melihat langsung dilapangan. Seperti saat kami di London. Ketika kami naik metro atau kereta, alhamdulillah kami selalu mendapatkan tempat duduk. Padahal pada jam sibuk dan metro sedang penuh-penuhnya. Kami selalu diutamakan, lantaran budaya memprioritaskan anak-anak dan orang tua. ” Nanti kalau kalian sudah dewasa, utamakan orang tua, Ibu hamil dan ibu2 yg bawa anak saat naik transportasi umum, yah. Kalian mengalah untuk mereka”, tegasku sambil berharap mereka mengerti.
Oh ya, saat kami di Paris kami menyaksikan orang ‘maaf’ ciuman di pinggir-pinggir jalan. Tugas kita memberikan penjelasan kepada anak-anak bahwa hal tersebut tidak boleh ditiru di negara kita..tapi kalian harus faham bahwa dibeberapa negara hal itu sudah lumrah..jadi jangan kagetan ya..dan yg perlu kalian tanamkan dalam hati ..kalian harus husnudzon..berbaik sangka, mungkin mereka suami-istri.
Ini yang saya coba tanamkan kepada anak-anak. Seperti pesan guru kami “biasakan berprasangka baik,hal itu akan mengubah perilakumu menjadi baik, dan perilaku yang baik akan mengantarkankanmu memperoleh husnul khotimah”
Sebagai penutup, mari kita biasakan mengajak jalan-jalan keluarga, tidak harus ke luar negeri. Melimpahnya destinasi dalam negeri menawarkan berbagi jenis wisata sesuai dengan kemampuan keuangan maupun hobi. Perlu diketahu, menyenangkan keluarga pahalanya melebihi pahala salat sunnah.