10 Hal yang Mengejutkan tentang Yangon

803
Foto oleh Munzir dari Pexels

Oleh: Dewi Agus Damayanti

Di tengah masa pendemi seperti sekarang, stay at home adalah pilihan yang selamat. Namun, apakah hal pertama yang ingin kamu lakukan saat kondisi sudah kembali normal? Jika kamu berjiwa petualang, maka travelling dan berlibur ke luar negeri mungkin menjadi kegiatan pilihan kamu.

Dengan budget hemat, Myanmar bisa menjadi pilihan kamu. Walau negara ini sudah berpindah ibu kota ke Nay Pyi Taw sejak 2005. Namun, Yangon tetap menjadi kota terbesar dan tujuan utama turis dari luar negeri. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Yangon naik setiap tahunnya. Pada tahun 2019, kunjungan wisatawan Myanmar tercatat sebanyak 4.364.101 yang mayoritas masuk melalui Yangon.

Sebelum mengemas koper atau ranselmu, catat beberapa hal unik berikut yang bakal kamu temukan di Yangon:

Pastikan USDmu bersih

Sumber Foto Currencylive.com

Mata uang resmi Myanmar adalah Kyats (dibaca cat) namun tentu saja kamu harus membawa dollar Amerika untuk ditukarkan di sana. Ketika kamu membeli USD di tempat penukaran uang pastikan mengecek kondisi USD sebelum kamu menerimanya. Pastikan lembaran uang kertas dalam kondisi baik, tidak ada coretan, tidak ada lipatan. Jangan segan untuk mengembalikan USD yang kamu terima jika kondisinya tidak memenuhi prasyarat di atas.

Kondisi lembaran USD yang buruk akan merugikan kamu ketika sampai di Yangon. Kebanyakan tempat akan menolak lembaran uang yang rusak atau jikapun mereka menerimanya, mereka akan meberikan kurs tukar yang sangat rendah. Hal ini berlaku sebaliknya pada uang Kyats. Hal biasa jika kamu menerima uang Kyats dalam kondisi banyak coretan, kumal, dan terlipat.

Kendaraan di lajur kanan

Sumber Foto Travelingyuk.com

Berbeda dengan di Indonesia dimana kendaraan melintas di jalur kiri, di Myanmar khususnya di Yangon kendaraan melaju di jalur kanan. Namun, bukan berarti semua kendaraan menggunakan stir kiri. Beberapa mobil masih ada yang menggunakan stir kanan. Kebayang susahnya ketika berkendara sendiri saat keluar dari parkir mall jika kendaraannya stir kanan namun scan barcode palang otomatis berada di sebelah kiri. Hal ini juga menjadi catatan ketika kamu lebih suka berjalan kaki untuk menikmati kota Yangon. Sebelum menyeberang jalan pastikan untuk menoleh ke kiri kemudian ke kanan untuk memastikan jalanan aman.

Sarung ke mall

Sumber Foto Liputan6.com

Bakal jadi tontonan orang jika kita memakai sarung ke mall, tapi tidak di Yangon. Kamu bisa menemukan orang memakai sarung di tempat-tempat resmi seperti bank, gedung pemerintahan, sekolah, hotel dan tempat-tempat lainnya. Sarung yang dipakai laki-laki dan perempuan memiliki nama yang berbeda. Sarung untuk perempuan disebut longyi, sedangkan sarung untuk laki-laki disebut paso. Ini merupakan pakaian tradisional Myanmar.

Buah dihitung satuan

Sumber Foto Asia.nikkei.com

Ketika berkunjung ke Yangon kamu akan menemukan buah yang biasa kita jumpai di Indonesia seperti apel, anggur, mangga, semangka, papaya, dan jeruk. Sebelum membeli periksalah secara detail apakah harga yang tertera harga satuan atau per 100gr. Di Myanmar lazimnya buah dijual dengan harga satuan seperti buah mangga, apel, jeruk, papaya, manggis bahkan rambutan. Namun jangan khawatir, harganya tidak berbeda jauh dengan harga buah di Indonesia.

Kebiasaan makan sirih

Sumber Foto Voaindonesia.com

Tak makan nasi tidak apa, yang penting makan sirih. Mungkin sudah menjadi semboyan bagi warga Myanmar. Budaya makan sirih ini tidak hanya dilakukan oleh kakek dan nenek namun juga anak-anak muda. Sirih dipercaya membuat gigi kuat dan menghilangkan bau mulut, namun berakibat gigi dan lidah menjadi merah dan kotor. Jadi jika kalian melihat banyak bercak-bercak warna merah di kota Yangon, itu bukan di akibatkan dari warna tanahnya, namun air ludah setelah memakan sirih.

Jarak dekat, pakai taksi lebih murah

Sumber Foto Mizzima.com

Jika kita datang ke sebuah negara dan belum familiar dengan rute transportasi publiknya, maka taksi online menjadi pilihan kita untuk terhindar dari scam taksi hitam. Namun akan menjadi masalah baru jika pengemudi taksi online meneleponmu menanyakan posisi dengan menggunakan Bahasa Burmese. Tidak perlu panik, jika kamu berkendara hanya dengan jarak dekat maka kamu bisa saja langsung menuju ke supir taksi yang sedang mangkal. Berbekal tarif yang tertera di aplikasi taksi online, kamu bisa mendapat harga 200-500 Kyats lho.

Tidak ada sepeda motor

Sumber Foto Cnnindonesia.com

Di kota-kota besar di Indonesia sepeda motor merupakan pilihan trasnportasi pribadi yang nyaman dan hemat. Namun jangan harap kamu akan menjumpai kendaraan ini di Yangon. Larangan penggunaan sepeda motor di Yangon mulai efektif diberlakukan sejak 2009. Banyak isu yang berkembang tentang alasan munculnya kebijakan ini. Ada yang menyebut karena digunakan sebagai transportasi  aktivis Pro Demokrasi untuk menyebarkan propaganda. Ada juga yang menyebut sepeda motor dilarang karena ada salah satu anak jenderal yang meninggal ketika mengendarai motor. Jika memesan makanan melalu aplikasi online, maka kamu harus bersabar dan paham jika waktu penghataran cukup lama walaupun jarak warung yang kamu pesan dekat, karena penghataran dilakukan dengan sepeda. Sepeda listrik juga bisa menjadi pilihan kamu jika ingin lebih leluasa dalam mengelilingi Yangon. Sepeda listrik di sewakan dengan kisaran 50-75 Kyats perharinya.

MyAnglish

Sumber Foto Microsoft.com

Myanmar merupakan salah satu negara bekas jajahan Inggris sebelum akhirnya merdeka pada tahun 1948. Maka tidak heran jika Bahasa Inggris menjadi Bahasa kedua atau ESL (English as a Second Language) di negara ini. Walapun papan-papan peringatan banyak ditulis dalam aksara Burmese tapi kamu bisa banyak menemukan orang yang bisa berbicara broken English. Bahkan di toko kelontong di pasar tradisional, pemilik toko fasih menyebutkan harga dalam Bahasa Inggris. Namun kamu perlu berhati-hati dengan aksen Burmese yang digunakan warga Myanmar. Mereka menyebutnya dengan MyAnglish (Myanmar English) beberapa kata akan terdengar sangat berbeda seperti kata spirit mereka akan mengucapkannya seperti sprit. Atau kata “pearl” yang berarti Mutiara akan terdengar seperti kata “pele” di telingamu.

Gelas dipakai Bersama

Sumber Foto Mmtimes.com

Kalau kita bepergian ala backpacker tentu sebisa mungkin untuk menghemat pengeluaran, termasuk dalam hal makan dan minum. Di kota Yangon kamu bisa melihat gallon-galon air tersedia di sudut-sudut kota. Eitsss tapi jangan asal minum dulu, tidak semua air yang disediakan higienis. Pastikan minum dari gelas atau tumblermu sendiri karena gelas yang tersedia biasanya dipakai Bersama-sama walaupun kamu lihat posisi gelas tertelungkup.

Arsitektur Emas

Sumber Foto Sbma.org.sg

Myanmar mempunyai nama julukan lain golden land. Hal ini disebabkan karena Myanmar menggunakan emas di arsitektur utama mereka seperti pagoda, biara, asesoris bangsawan dan lainnya. Walaupun tidak semuanya merupakan emas asli, kebanyakan adalah logam berlapis emas atau bahkan cat berwarna keemasan. Tidak hanya pada sentuhan arsitektur, emas juga mendominasi dalam penamaan tempat dan bangunan. Kebanyakan nama tempat berawalan shwe (baca swe) yang berarti emas.

Dewi Agus Damayanti, seorang perantau yang menyimpan hatinya di Jogja. Pernah tinggal 5 tahun di Sabah, Malaysia (2013-2018). Saat ini berdomisili di Ahlon Township, Yangon, Myanmar. Saat ini sedang demen mengerjakan pernik-pernik reused DIY.